Ibu Pekerja Kesulitan Beri ASI Ekslusif pada Anak, Ketua IDAI Jakarta: Suami Sangat Berperan
Selain tantangan mengatur waktu untuk memberi ASI, di tempat bekerja terkadang masih tidak tersedia fasilitas untuk ibu menyusui.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ibu pekerja kerap kali kesulitan memberikan air susu ibu (ASI) ekslusif pada sang buah hati.
"Memang yang agak sulit adalah perempuan bekerja," ungkapnya saat ditemui awak media di Jakarta, Senin (8/1/2024).
Selain tantangan mengatur waktu untuk memberi ASI, di tempat bekerja terkadang masih tidak tersedia fasilitas untuk ibu menyusui.
Terkait hal ini, menurut Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) DKI Jakarta Prof. DR. dr. Rismala Dewi, Sp.A(K) suami sangat berperan agar ibu.
Baca juga: IDAI: Pemberian ASI Saat Ibu Menyusui Kembali Kerja Perlu Dukungan Semua Pihak
ASI eksklusif adalah pemberian ASI atau air susu ibu kepada bayi dari mulai lahir hingga usia 6 bulan.
Selama ASI Eksklusif, hanya ada ASI tanpa asupan pengganti seperti minuman atau makanan lainnya.
Oleh karena itu, keberadaan suami sangatlah berperan.
"Pasti suami sangat berperan. Ibu kalau menyusui harus bisa mengeluarkan ASI banyak dalam suasana tenang dan nyaman," jelasnya.
Dukungan dari suami tentu dapat memberikan kenyaman bagi ibu sehingga memengaruhi produksi dan pemberian ASI.
Beberapa peran suami yang bisa dilakukan adalah bergantian mengasuh anak agar ibu tidak kelelahan.
Menjamin ketersediaan kebutuhan nutrisi pada ibu.
"Makannya harus yang baik. Suami harus menyediakan, itu salah satu bentuk dukungan," imbuhnya.
Selain itu, kata dr Dewi antara ibu dan ayah, perlu menyamakan perspektif jika keberadaan ASI sangatlah penting.
"Kalau sama persepsinya, semua hal ditujukan untuk kelangsungan anak mendapatkan ASI," pungkasnya.