Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Didukung Kedutaan Australia, Indonesia Punya Pusat Pengobatan dan Penelitian Gangguan Pendengaran

Didukung kedutaan Australia, Indonesia kini punya pusat pengobatan sekaligus penelitian inovatif soal gangguan pendengaran.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Didukung Kedutaan Australia, Indonesia Punya Pusat Pengobatan dan Penelitian Gangguan Pendengaran
Shutterstock
Ilustrasi Gangguan Pendengaran. Didukung kedutaan Australia, Indonesia kini punya pusat pengobatan sekaligus penelitian inovatif soal gangguan pendengaran. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Didukung kedutaan Australia, Indonesia kini punya pusat pengobatan sekaligus penelitian inovatif soal gangguan pendengaran.

Tak hanya Australia, pemerintah negara bagian New South Wales juga turut mendukung.

Baca juga: Waspada Jika Alami Telinga Berdenging, Jangan Diabaikan Karena Dapat Sebabkan Gangguan Pendengaran

Hal ini merupakan sinyal jelas keseriusan komitmen ketiganya dalam bidang kesehatan. 

Jakarta Ear and Hearing Center dibangun boleh Rumah Sakit (RS) Mitra Keluarga Kelapa Gading dengan menggandeng Kasoem Hearing Center.

Kerja sama ini didukung oleh Cochlear Ltd., IA-CEPA ECP Katalis (Katalis), dan Austrade.

Baca juga: Gangguan Pendengaran Bisa Dialami Segala Usia, Bukan Cuma Lansia

Sebagai langkah konkret, kedua belah pihak menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) di Jakarta, Kamis (11/1/2024). 

BERITA REKOMENDASI

"Hari ini menandai titik tolak baru dalam pelayanan kesehatan pendengaran di Indonesia. Kami berharap ini akan menjadi model pelayanan kesehatan yang memadukan kenyamanan dan kualitas tinggi untuk semua lapisan masyarakat,” ujar Direktur RS Mitra Keluarga Kelapa Gading Dr. Ronald Reagan Dr. Reagan.

Didukung kedutaan Australia, Indonesia kini punya pusat pengobatan sekaligus penelitian inovatif soal gangguan pendengaran.
Didukung kedutaan Australia, Indonesia kini punya pusat pengobatan sekaligus penelitian inovatif soal gangguan pendengaran. (istimewa)

Sementara itu, Deputy CEO Kasoem Hearing Center Trista Mutia Kasoem mengatakan kerja sama ini menjadi langkah besar dari program yang sebelumnya memang dijalankan Kasoem Hearing Center selama hampir 30 tahun berdiri di Indonesia. 

“Kolaborasi ini adalah wujud nyata dari dedikasi kami untuk meningkatkan kualitas hidup melalui pelayanan pendengaran yang optimal," ucapnya.

Dalam peresmiannya dihadiri pejabat setaraf internasional. Mulai dari Country Manager Indonesia & BD Alliance Director AGM of Cochlear SH. Kumala Dewi, Senior Trade and Investment Commissioner of Austrade Rodney Commerford, Kedutaan Besar Australia di Jakarta hingga Mr. Paul Bartlett, Direktur dari Katalis. 

Salah satu bentuk nyata dukungan terhadap Jakarta Ear and Hearing Center adalah tersedianya teknologi cochlear implant (implan koklea) dari Cochlear Ltd. 


Melalui kolaborasi ciamik ini diharapkan akan lebih banyak pasien Indonesia yang mendapatkan manfaat dari intervensi dan solusi sejak dini.

Ditempat ini bisa dilakukan pemeriksaan pendengaran pada bayi baru lahir, tes pendengaran orang dewasa, diagnosis, intervensi dini, pemasangan alat bantu dengar, operasi implan koklea, dan terapi auditory verbal.

Mulai dari deteksi dini hingga pemulihan, semuanya dalam satu lokasi yang nyaman dan terjangkau.

Kehadiran Senior Trade and Investment Commissioner of Austrade Rodney Commerford dan Direktur Katalis menjadi langkah penting mempererat hubungan kerja sama ekonomi dan kesehatan perusahaan Indonesia dengan Australia.

Pelayanan ini melibatkan para dokter spesialis THT (telinga, hidung, tenggorokan) konsultan otologi terkemuka, seperti DR. dr. Harim Priyono, Sp.THT-BKL, Subsp.Oto (K) dan Prof. Dr. dr. Ratna Dwi Restuti, Sp.THT-KL (K).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas