Terlambat Dapat Penanganan, Mereka yang Terinfeksi TBC Bisa Berakhir Disabilitas
Jarang disadari keberadaannya, terlambat dapat penanganan ternyata pasien TBC berujung pada disabilitas.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Selama ini penyakit tuberkulosis (TBC) jarang menarik perhatian masyarakat Indonesia.
Padahal, menurut data Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, kasus TBC di Indonesia menduduki peringkat kedua di dunia.
Baca juga: Guru Besar FKUI: Rokok Tiga Kali Tingkatkan Risiko Alami TBC
Jarang disadari keberadaannya, terlambat dapat penanganan ternyata pasien TBC berujung pada disabilitas.
Hal ini diungkapkan oleh Guru Besar dari Fakultas Kedokteran (FK) UI Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K).
"Betul sekali," ungkapnya dalam Konferensi pers pengukuhan Guru Besar dari Fakultas Kedokteran (FK) UI Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi di Jakarta Pusat, Sabtu (17/2/2024).
Baca juga: Kasus TBC di Indonesia tembus 1 juta – Kenapa meningkat pada anak dan seperti apa gejalanya?
Lebih lanjut Prof Erlina menjelaskan kenapa penyakit TBC bisa berujung pada disabilitas.
Tidak hanya paru-paru, kuman nyatanya TBC bisa menyerang semua organ.
Dimulai dari otak, usus, tulang belakang hingga ginjal.
Penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis ini nyatanya bisa meninggalkan gejala sisa pada organ-organ yang diinfeksi.
Gejala sisa ini, bisa berujung pada disabilitas. Tergantung dari seberapa berat kerusakan pada organ tersebut.
Jika penderita TBC segera mendapatkan pengobatan lebih awal, maka infeksi bisa disembuhkan tanpa meninggalkan gejala sisa.
"Kalau di paru-paru, hanya bercak saja, bisa sembuh. Bahkan saat di rontgen, bisa bersih. Kalau baru (tidak terlambat) bisa kembali normal. Kalau masih baru, bisa sembuh kembali," jelasnya.
Namun, jika terlambat maka bukan tidak mungkin muncul gangguan permanen.