Jokowi Targetkan Angka Stunting Turun Menjadi 14 Persen di 2024
Hal itu disampikan Jokowi usai meninjau Posyandu Wijaya Kusuma, Bogor dan Posyandu RPTRA Taman Sawo, Kebayoran Baru, Jakarta.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui bahwa target penurunan angka Stunting dari 37 persen pada 2014 menjadi 14 Persen pada 2024 terbilang sangat ambisius.
Hal itu disampikan Jokowi usai meninjau Posyandu Wijaya Kusuma, Bogor dan Posyandu RPTRA Taman Sawo, Kebayoran Baru, Jakarta pada Selasa (11/6/2024) pagi.
Baca juga: Tangani Stunting, Jokowi Tinjau Posyandu di Bogor dan Jakarta
Peninjauan Posyandu tersebut dalam rangka bulan penimbangan anak atau balita.
"Ya yang namanya target, kita kan memiliki target yang sangat ambisius dari 37 melompat ke 14, ini ambisius banget," kata Jokowi RPTRA Taman Sawo, Kebayoran Baru, Jakarta.
Penurunan angka stunting dari 2022 ke 2023 sangat kecil sekali yakni hanya 0,1 persen. Prevelensi stunting saat ini masih berada pada kisaran 21,5 persen.
Baca juga: Kepala BKKBN: Cegah Stunting, Sandwich Generation Harus Atur Jarak Kelahiran Anak
Ini berarti butuh penurunan 7,5 persen lagi agar angka stunting 2024 mencapai target yakni 14 Persen.
"Tapi memang kita harus bekerja keras mencapai target. Nah nanti akhir tahun kita liat berapa," katanya.
Presiden mengatakan banyak faktor yang memengaruhi berhasil tidaknya penanganan stunting. Menurut Jokowi penanganan stunting tidak hanya pada urusan makanan atau gizi melainkan juga sanitasi dan lingkungan.
"Stunting ini kan tidak hanya urusan makanan, tambahan urusan gizi juga menyangkut sanitasi, lingkungan daru kampung, lingkungan dari RT juga berpengaruh sekali terhadap masalah air yang ada juga sangat berpengaruh sekali terhadap stunting," katanya.
Belum lagi kata Jokowi fokus dalam penanganan stunting sempat terpecah, karena adanya Pandemi Covid-19 lalu.
"Ya kan kadang-kadang kan situasi kayak covid itu hati-hati, kayak covid kemaren 2,5 tahun mempengaruhi konsentrasi kita ke penanganan stunting," katanya.
Baca juga: Advisor USAID: 90 Persen Penyebab Stunting di Indonesia Ada di Kerangka Kerja Pemda
Penanganan stunting juga kata Presiden tidak bisa hanya dilakukan sendiri oleh pemerintah. Perlu kerja bersama seluruh komponen secara terintegrasi dan terkonsolidasi sehingga angka stunting turun signifikan.
"Sehingga hasilnya akan kelihatan," pungkasnya.