Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Picu Kematian Tertinggi, Siapa Saja yang Perlu Skrining Kanker Paru?

Sampai saat ini, kanker paru masih menjadi kanker dengan jumlah kematian tertinggi di dunia. Berikut adalah dua kelompok yang perlu melakukan skrining

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Picu Kematian Tertinggi, Siapa Saja yang Perlu Skrining Kanker Paru?
freepik
Ilustrasi kanker paru 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Berikut adalah dua kelompok yang perlu melakukan skrining kanker paru.

Semakin dini kanker paru terdeteksi maka semakin besar pula kesembuhannya.

Baca juga: Apa Saja Pemeriksaan untuk Deteksi Kanker Paru?

Sampai saat ini, kanker paru masih menjadi kanker dengan jumlah kematian tertinggi di dunia.

Kebiasaan merokok merupakan faktor utama risiko kanker paru.

Selain itu, ada pula kerentanan genetik, polusi udara, paparan zat kimia dan radioaktif maupun riwayat tuberkulosis (TB).

Dokter spesialis bedah toraks lulusan Universitas Indonesia dr. Hariadi Hadibrata, Sp.BTKV, menuturkan, dua kelompok ini dianjurkan melakukan skrining kanker sebagai tahapan awal untuk mendeteksi penyakit sebelum gejalanya berkembang lebih jauh.

Berita Rekomendasi

Pertama adalah perokok atau mantan perokok.

Mereka akan menjalani skrining kanker paru dengan CT scan. CT scan secara rutin sangat dianjurkan bagi mereka yang pernah atau masih merokok di atas usia 50 tahun.

Baca juga: Deteksi Dini Bisa Meningkatkan Peluang Kesembuhan Penderita Kanker Paru

Melalui CT scan ini maka dapat membantu menemukan sel kanker pada tahap awal

Kedua adalah mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker paru, terutama jika mereka didiagnosis pada usia muda.

“Di Indonesia, angka kematian akibat kanker paru cukup tinggi dan kebanyakan menyerang pasien laki-laki. Hal tersebut disebabkan karena masih kurangnya edukasi tentang merokok dan kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan berkala. Penting melakukan pemeriksaan kesehatan berkala, apalagi jika sudah memiliki faktor risiko seperti kebiasaan merokok dan berusia di atas 50 tahun,” sebut dr. Hadibrata di Jakarta, Senin (22/7/2024).

Di sisi lain, penanganan kanker paru juga kian beragam dan makin modern, salah satunya adalah Video Assisted Thoracoscopic Surgery (VATS) yakni bedah toraks dengan sayatan minimal dan dibantu video kamera atau dikenal dengan nama

 “Bedah toraks ini dilakukan dengan memasukkan kamera video kecil dan instrumen bedah melalui lubang yang dibuat di dinding dada, kira-kira berukuran kurang lebih 5 milimeter. Penggunaan video ini bertujuan untuk membuka pandangan saat operasi, walau dengan sayatan yang kecil,” ujar dokter yang berpraktik di RS MRCCC Siloam Semanggi ini.

Baca juga:  persatuan ahli farmasi indonesia

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas