Cedera Tulang Belakang Rentan Dialami Pekerja Kantoran yang Aktivitasnya Banyak Duduk
Tidak hanya yang bekerja berat secara fisik, pekerja kantoran yang aktivitasnya ‘hanya’ duduk-duduk saja juga bisa mengalami cedera tulang belakang.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Erik S
"Pertama spondilolistesis, yaitu bergesernya tulang belakang dari posisinya sehingga mencederai saraf di sekitarnya," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Konsultan Tulang Belakang RS Siloam lainnya, dr. Suryadi Wirawan SpOT(K) mengatakan, nyeri atau cidera tulang belakang tidak selamanya harus dioperasi.
Pasien cukup diberikan obat atau fisioterapi namun bila nyeri punggung berkepanjangan, biasanya direkomendasikan untuk menjalani operasi.
“Tindakan operasi dilakukan jika dengan pengobatan medis lainnya tidak menunjukkan hasil yang optimal,” kata Suryadi.
Beberapa kondisi yang mengharuskan seseorang menjalani metode operasi antara lain adanya kerusakan pada bantalan tulang belakang, stenosis atau penyempitan tulang belakang, cidera tulang belakang atau osteoporosis, proses degeneratif.
Baca juga: Nyeri Tulang Belakang Jangan Asal Kretek Badan, Ketahui Bahayanya
"Juga kelainan sejak lahir, penyakit hernia nukleus pulposus (HNP) yang menyebabkan tekanan berlebihan pada akar saraf, dan patah tulang belakang (fraktur) yang serius," katanya.
Seiring perkembangkan teknologi, tindakan operasi pada tulang belakang menggunakan teknik bedah minimal invasif atau minimally invasive spine surgery (MISS) berupa sayatan kecil sekitar 1 cm.
Sayatan ini menjadi pintu masuk kamera dan instrumen canggih lainnya ke dalam rongga tulang belakang.
"Melalui kamera yang dihubungkan ke layar monitor inilah tim dokter dapat melihat dan melakukan tindakan operasi dengan peralatan khusus," kata Dohar AL Tobing.
Dengan bantuan alat micordisektomi atau kaca pembesar, kata Dohar dokter bisa melihat keluhan nyeri tulang punggung dengan sangat baik sehingga aman bermanuver dekat-dekat saraf.