Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Memaknai Gotong Royong dalam Satu Dekade Program JKN

Setelah 10 tahun menjadi peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), pensiunan Ida (63) baru saja memanfaatkan BPJS Kesehatan untuk diri sendiri

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Memaknai Gotong Royong dalam Satu Dekade Program JKN
Tribunnews.com/Rina Ayu
Pensiunan Ida (63) pengguna BPJS Kesehatan. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Setelah 10 tahun menjadi peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), pensiunan Ida (63) baru saja memanfaatkan BPJS Kesehatan untuk dirinya sendiri.

Selama bertahun-tahun manfaat dari program JKN sudah lebih dahulu dirasakan orang terdekat Ida, yakni almarhum suaminya Ahmad.

Mantan guru SMA ini menjadi peserta BPJS Kesehatan sejak tahun 2014, sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) tahun itu diwajibkan membayar iuran.

Baca juga: Kementerian Kesehatan: RS Swasta Fraud Klaim JKN, Disanksi Putus Kerjasama dengan BPJS Kesehatan

"Awalnya memang seperti "dipaksa" ya, karena penghasilan kami yang sudah banyak potongan itu harus dipotong lagi untuk BPJS Kesehatan," kata dia saat berbincang dengan Tribunnews.com.

Sejak tahun 2014 juga, Ahmad harus bolak-balik ke rumah sakit karena penyakit jantung koroner.

Rasanya jika tidak ada program BPJS, biaya yang harus dikeluarkan sungguh fantastis.

Berita Rekomendasi

"Pernah untuk obat suntik satu kali itu Rp 800.000 dan itu membutuhkan beberapa kali dalam satu perawatan ke rumah sakit. Kalau tidak ditanggung BPJS rasanya mungkin tidak mampu dengan biaya pribadi," kata dia.

Sudah tidak terhitung berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk menangani suaminya.

Baca juga: Jadi Penerima Bantuan Iuran, Cerita Novi Triyanti Dibantu Biaya Persalinan Penuh dengan Program JKN

Dalam setahun, Ahmad 2-3 kali masuk rumah sakit.

Selain itu, Ahmad juga tidak putus minum obat yang dianjurkan oleh dokter agar jantungnya stabil.

Usaha manusia bisa maksimal, namun Tuhan yang menentukan akhirnya.

Suaminya harus berpulang pada April 2022 lalu.

Nyaris 8 tahun, biaya pengobatan suaminya ditanggung BPJS Kesehatan.

“Banyak manfaatnya. Bukan untuk diri sendiri yang langsung memakai, namun orang sekitar dan lainnya pasti sangat terbantu dengan iuran yang setiap bulan disetor. Makanya saya sering bilang sama orang sekitar, harus punya BPJS Kesehatan, jaga-jaga kalau sakit. Kalau diberi sehat berarti manfaatnya bisa untuk orang lain, tidak pernah rugi,” tutur Ida.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas