5 Fakta Mpox yang Dinyatakan sebagai Darurat Kesehatan Global, Tak Menular seperti Covid-19
Berikut ini lima fakta tentang Monkeypox atau Mpox yang dijadikan darurat kesehatan global oleh WHO.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan Monkeypox atau Mpox sebagai darurat kesehatan global.
WHO menyatakan Mpox sebagai darurat kesehatan global sudah dua kali dalam dua tahun terakhir.
Mpox adalah penyakit menular yang dapat menyebabkan ruam yang menyakitkan, pembengkakan kelenjar getah bening, demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, dan kelelahan.
Lantas, apakah Mpox sama seperti Covid-19?
Dikutip dari BBC, berikut lima fakta tentang Mpox:
1. Bukan Virus Baru
Mpox, yang mereka sebut cacar monyet bifor, telah ada sejak 1958 ketika mereka pertama kali mendeteksi virus tersebut pada monyet yang dipelihara di penangkaran di Denmark.
Mereka melaporkan kasus manusia pertama di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970.
Sejak saat itu, wabah telah terjadi di Afrika Barat dan Tengah.
Pertama kalinya mereka menyatakannya sebagai keadaan darurat kesehatan global pada tahun 2022, penyakit tersebut telah menyebar ke lebih dari 70 negara.
Sebaliknya, virus baru bernama SARS-CoV2 yang belum pernah teridentifikasi pada manusia menyebabkan wabah Covid-19 tahun 2019 di Wuhan, China, yang dengan cepat menjadi pandemi global.
Baca juga: WHO Ingatkan Penularan Mpox Bisa Melalui Droplet
Para ilmuwan mengatakan kita sekarang tahu lebih banyak tentang Mpox dan kita juga tahu tentang Covid-19 ketika ia menjadi darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.
2. Tak Menular Seperti Covid-19
Meskipun kedua penyakit menyebar melalui kontak dekat, Covid-19 menyebar lebih cepat karena menyebar melalui udara.
Pipo dapat tertular penyakit ini dengan menghirup tetesan cairan kecil dari orang yang terinfeksi saat batuk, bersin, berbicara, bernyanyi, atau sekadar menghirupnya, menurut WHO.
Mpox menyebar melalui kontak yang sangat dekat atau berkepanjangan dengan orang yang terinfeksi, seperti kontak kulit ke kulit, termasuk seks, kontak dengan tempat tidur dan pakaian yang terkontaminasi, dan interaksi tatap muka yang berkepanjangan.