Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Susu Ikan Dijual di Online Rp 129 Ribu, Ada yang Berbahan Baku Ikan Rucah, Ini Nilai Gizinya

Susu ikan bakal menjadi menu program makan bergizi gratis sudah ada di pasaran. Pelapak online menjual susu dari ikan rucah. Ini nilai giziny

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Susu Ikan Dijual di Online Rp 129 Ribu, Ada yang Berbahan Baku Ikan Rucah, Ini Nilai Gizinya
Dok. KemenKopUKM/gizi.uad.ac.id
Susu ikan dalam menu program makan siang bergizi gratis. Susu ikan bakal menjadi menu program makan bergizi gratis sudah ada di pasaran. Pelapak online menjual susu dari ikan rucah. Ini nilai giziny 

"Wah di sini enggak ada pabrik susu ikan," kata ibu Eti saat ditemui Tribun.

Tahun lalu, produk susu ikan diperkenalkan oleh Menteri Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Teten Masduki di Bandung, Jawa Barat.

Dikutip dari Tribun Jabar, dalam kegiatan peluncuran diklaim bahwa nilai gizi susu ikan lebih unggul dari susu sapi. Apalagi pada susu ikan ini dilengkapi dengan EPA & DHA serta Omega 3. Kandungan ini tidak ditemukan pada susu sapi.

Kritik Ahli Gizi, Istilah Susu Ikan Tak Tepat

Ahli Biokimia Susu dan Dosen Fakultas Peternakan IPB Dr. Epi Taufik menilai istilah susu ikan tidaklah tepat. Ia mengatakan susu ikan berbeda dengan susu hewan mamalia lainnya.

Susu ikan bukanlah susu dalam artian konvensional, istilah susu ikan menurutnya merujuk pada inovasi komersil.

Susu ikan merupakan minuman yang diolah dari ikan, bukan dari susu dari hewan mamalia pada umumnya.

"Penyebutan susu ada peraturannya. Harus kita ikuti, supaya juga tidak membingungkan masyarakat," kata dia.

Berita Rekomendasi

Merujuk pada standar internasional, definisi susu merupakan cairan dari ambing sapi, kerbau, kuda, kambing, domba dan hewan penghasil lainnya baik segar ataupun dipanaskan melalui proses pasteruisasi, UHT atau sterilisasi. Sehingga susu ikan tidak masuk definisi susu dalam standar internasional.

“Susu itu makanan pertamanya manusia dalam bentuk yang cair yang mengandung banyak khasiat, vitamin dan mineral. Komponen susu itu memudahkan untuk diserap oleh tubuh. Namun dari sisi protein ternyata belum cukup meski susu dikenal memiliki protein tinggi, susu selalu disebut melengkapi, bukan gizi utama," jelasnya.

Karenanya kata Epi, susu ikan belum tepat jika masuk dalam program Makan Siang Prabowo-Gibran.

Sekalipun memiliki nilai gizi yang baik susu ikan harus dikaji lebih dalam. Adapun manfaat susu sendiri merupakan pelengkap nutrisi bagi tubuh.

Jika tidak terpenuhi dari makan-makanan bergizi maka bisa ditambahkan susu. Susu memiliki kandungan berupa karbohidrat, protein, lemak ataupun vitamin dan mineral.

"Setahu saya di Thailand ada yang namanya program School Milk, di sana menggunakan susu sapi dan terbukti ada perubahan saat anak-anak SD Thailand minum susu sapi ada kenaikan tinggi badan mereka," jelas dia.

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono angkat bicara soal susu ikan yang akan menjadi pengganti susu sapi dalam program makan bergizi gratis. Ia mengaku belum mengetahui maksud dari susu ikan tersebut.


"Aku nggak monitor soal itu, mungkin susu mengandung ikan. Kayak susu kedelai gitu, ikan kan nggak menyusui, maksud saya kalau miss leading di sosial media saya nggak ikuti ini sih," katanya.

Yang pasti kata dia tujuan dari program makan bergizi gratis adalah memberikan protein yang cukup bagi anak anak. Namun menurutnya produksi susu sapi di Indonesia belum mencukupi.

"Nah intinya begini, kita ini kan belum cukup susu dan dagingnya. Maka kita kalau bisa, dan arahannya jelas, jangan impor susu," kata Wamentan.

Untuk memenuhi kebutuhan susu sapi kedepannya kata dia, pemerintah membuka keran impor sebesar-besarnya untuk mendatangkan sapi hidup. Karena kurangnya susu sapi di Indonesia karena sapi induknya kurang.


"Maka kita buka ruang insyaallah kita data komitmen dari perusahaan, koperasi, perorangan, masyarakat, ada 36-40 badan hukum baik koperasi maupun perushaaan yang akan komitmen datangkan total 1,3 juta ekor sapi hidup," katanya.

Menurut dia, sambil menunggu sapi hidup dalam negeri mencukupi maka dilakukan substitusi. Hal itu lebih baik ketimbang melakukan impor susu sapi. Substitusi misalnya dengan sumber protein lain baik nabati maupun hewani.

“Kan kita kan sudah surplus, sudah swasembada di telur dan ikan, ayam, ya kan terus barangkali itu jadi sumber. Jadi subtitusi, bukan dipaksakan impor susu bubuk dan lain-lain.

Kita tidak arahkan ke sana, kita lebih ke momen makan bergizi gratis ini pemerintah bisa trigger kemandirian pangan, bukan hanya beras, tapi telor ayam daging dan susu yang kita harus raih,” pungkasnya.

 

(Tribun Network/den/fik/rin/wly/niz Kompas.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas