Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Kuatkan Reputasi di Global, BPOM: Sarana Industri Farmasi Harus Kantongi CPOB

Demi tingkatkan daya saing industri farmasi dikancah global, sarana industri harus kantongi sertifikat cara pembuatan obat yang baik (CPOB).

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Kuatkan Reputasi di Global, BPOM: Sarana Industri Farmasi Harus Kantongi CPOB
Tribunnews.com/Rina Ayu
Kepala BPOM RI Taruna Ikrar. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -- Kepala BPOM RI Taruna Ikrar menyebut, sebagai upaya peningkatan daya saing industri farmasi dikancah global, sarana industri harus kantongi sertifikat cara pembuatan obat yang baik (CPOB)/good manufacturing practices (GMP).

Sertifikat ini penting karena bermakna bahwa lembaga negara tersebut telah mengkaji secara seksama dan memberikan approval terhadap proses produksi obat. 

Baca juga: Soal Izin BPOM Produk Susu Ikan, KKP: Sudah Diajukan

"Artinya, produk yang dihasilkan dan memenuhi syarat dapat diberikan izin edar oleh BPOM untuk kemudian didistribusikan," ungkap dia di Jakarta, Selasa (24/9/2024)

Pihaknya juga menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dan Penggalangan Komitmen Maturitas Industri Farmasi Tahun 2024, yang diikuti oleh sekitar 700 perwakilan dari para manajemen puncak dan quality officer dari industri farmasi, baik secara luring maupun daring. 

“Maturitas merupakan proses pertumbuhan menjadi semakin dewasa, yang bermanifestasi dalam setiap aspek kehidupan. Pada konteks maturitas industri farmasi, melihat tantangan yang kian besar di masa depan, industri farmasi yang jumlahnya besar di Indonesia diharapkan dapat masuk ke level yang tinggi, siap masuk pasar global,” papar Taruna Ikrar mengawali sambutannya.


Indonesia saat ini masuk dalam skema besar. 

BERITA REKOMENDASI

Pertama adalah keanggotaan dalam Pharmaceutical Inspection Co-operation Scheme (PIC/s) yang saat ini sudah terlaksana dengan bergabungnya Indonesia sebagai anggota ke-41.

 Kedua adalah untuk menjadi 30 besar negara yang masuk sebagai WHO Listed Authority (WLA) yang ditargetkan dicapai pada tahun 2025.

Baca juga: Dukung Sudan Tangani Krisis, BPOM RI Kirim Bantuan Farmasi dan Peningkatan Kapasitas

“Mengapa hal tersebut penting? Karena jika BPOM bisa selevel dengan Food and Drug Authority (FDA) negara lain, seperti Amerika atau Jepang, maka produk-produk Indonesia dapat semakin dikenal oleh pangsa pasar mancanegara, tidak perlu lagi diinspeksi oleh negara lain, cukup dengan dokumen. Dan hal ini berpotensi akan meningkatkan ekspor produk-produk dalam negeri,” ucap Taruna Ikrar optimis.

Kegiatan dilanjutkan dengan peluncuran Kick-Off Kegiatan Peningkatan Maturitas Industri Farmasi Tahun 2024-2025 secara simbolis oleh Kepala BPOM beserta perwakilan dari kementerian/lembaga, industri dan asosiasi industri farmasi

Pihaknya meyakini industri farmasi menjadi salah satu penopang penting untuk ekonomi RI. Di bawah kepemimpinannya, Taruna mengklaim 
akan terus memperkuat kolaborasi untuk menggapai industri farmasi Indonesia mandiri dan maju. 

 Bukan hanya maju menjadi raja di negeri sendiri, tapi industri farmasi Indonesia dapat menjadi eksportir terbesar dan diperhitungkan dalam konteks pasar global,” kata Taruna Ikrar.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas