KKP Lestarikan Ikan Endemik di Waduk Jatibarang sebagai Bagian dari Program Ekonomi Biru
Pelestarian ini dimaksudkan untuk menjaga populasi ikan endemik dari kepunahan sekaligus menjamin ketahanan pangan dan kebutuhan protein.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya melestarikan ikan endemik Indonesia, termasuk di Waduk Jatibarang, Jawa Tengah. Selain sebagai implementasi program ekonomi biru untuk budi daya berkelanjutan, hal ini dimaksudkan untuk menjaga populasi ikan endemik dari kepunahan, sekaligus menjamin ketahanan pangan dan kebutuhan protein.
“Waduk Jatibarang merupakan perairan umum yang memegang peranan penting dalam menghasilkan komoditas perikanan bernilai ekonomi tinggi dan juga disukai masyarakat. Salah satu manfaat pengelolaan perairan umum adalah menjaga keberlanjutan ekosistem waduk” ujar Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu.
Atas dasar itulah, tebar benih ikan lokal dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi di Waduk Jatibarang sebanyak 150 ribu ekor, yang terdiri dari benih ikan nilem, ikan tawes dan ikan wader.
Tebe, sapaan akrab Tb Haeru Rahayu mengatakan kegiatan tebar benih ikan tersebut sangat bermanfaat untuk menjaga populasi ikan dan mencegah dari kepunahan komoditas bernilai ekonomis tinggi.
“Kegiatan tebar benih ikan di Waduk Jatibarang tentunya sejalan dengan 5 (lima) program utama berbasis ekonomi biru yang diusung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Bapak Sakti Wahyu Trenggono. Pesannya sangat jelas, melalui program utama tersebut KKP menggelorakan pentingnya menjaga kesehatan ekologi. Salah satu dari program utama tersebut adalah pengembangan budi daya yang berkelanjutan dan ramah lingkungan,” jelas Tebe.
Tebe menambahkan melalui kegiatan tebar benih ikan di perairan umum, tentunya menyampaikan pesan bahwa pengembangan budi daya berkelanjutan berbasis pada ekonomi dapat menyeimbangkan antara kepentingan ekologi, ekonomi dan manfaat sosial bagi masyarakat.
“Manfaat dari kegiatan tebar benih ikan hasil budi daya di perairan umum tentunya selain melestarikan keanekaragaman sumberdaya ikan di perairan umum, nantinya dapat juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar perairan umum tersebut, serta menjamin ketahanan pangan dan memenuhi kebutuhan protein di masa depan,” ungkap Tebe.
Kegiatan tebar benih ikan lokal di perairan umum dapat menjaga kepunahan komoditas ikan lokal bernilai ekonomis tinggi.
Beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Ditjen Perikanan budi daya yang fokus mengembangkan ikan-ikan lokal asli Indonesia antara lain Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, Balai Perikanan Budi Daya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam, dan Balai Perikanan Budi Daya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin. Beberapa ikan lokal yang dikembangkan seperti tawes, nilem, jelawat, gabus, betok, belida dan wader.
“Pengembangan perikanan budi daya berbasiskan ekonomi biru selain menjaga kepunahan komoditas ikan lokal bernilai ekonomis tinggi, tentunya didorong untuk menghadapi pertumbuhan populasi penduduk dan kebutuhan protein,” ujar Tebe.
Mengutip data FAO, kebutuhan protein dunia diprediksi akan meningkat hingga 70 persen, dikarenakan lonjakan pertumbuhan populasi dunia hingga tahun 2050, sementara protein ikan memberikan kontribusi terbesar dalam kelompok sumber protein hewani.
Guna mendukung keberlanjutan komoditas ikan lokal yang bernilai ekonomis tinggi, Kepala BBPBAT Sukabumi, Fernando J Simanjuntak mengatakan pihaknya fokus produksi pengembangan budi daya ikan lokal, baik untuk bantuan stimulan, maupun ditebar di perairan umum, seperti sungai, waduk atau danau.
Nando–panggilan akrab Fernando J Simanjuntak-menyampaikan BBPBAT Sukabumi saat ini tengah mengembangkan komoditas ikan lokal khas perairan Jawa seperti ikan nilem, ikan tawes, ikan baung, ikan wader dan udang galah. Seperti diketahui, pada tahun 2022 BBPBAT Sukabumi memiliki target produksi untuk empat komoditas ikan lokal tersebut.
“Target tahun 2022 distribusi BBPBAT Sukabumi untuk ikan nilem 2 juta ekor benih, ikan tawes 193.931 ekor benih, ikan baung 600 ribu ekor benih, dan udang Galah 1,5 juta ekor benih,” kata Nando.