Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Tribunnews.com Gelar Kembali Ngobrol Mewah, Bicara Wisata Solo Raya hingga Dampak Sosial Media

Redaksi Tribunnews.com menggelar diskusi bulanan atau Ngobrol Mewah (Mepet Sawah) edisi keempat bertemakan 'Menggali Harta Karun Solo dan Sekitarnya'

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Tribunnews.com Gelar Kembali Ngobrol Mewah, Bicara Wisata Solo Raya hingga Dampak Sosial Media
Tribunnews.com
Joko Winarno, Direktur BUMDes Tirta Mandiri Ponggok, saat menjelaskan potensi wisata Umbul Ponggok, pada diskusi Ngobrol Mewah (Mepet Sawah) edisi keempat bertemakan 'Menggali Harta Karun Solo dan Sekitarnya' di Gedung Tribunnews Solo, Kamis (23/5/2019) pukul 16.00 WIB. 

Eksistensi wisata lokal berani bersaing

Sementara itu, ketika ditanyai bagaimana mempertahankan eksistensi Umbul Ponggok dari munculnya berbagai pesaing, Joko menyebutkan bahwa pihak BUMDes mengatasinya dari sisi internal dan eksternal.

Secara internal, Ponggok memiliki sumber daya alam mata air yang berkapasitas besar.

Di desa Ponggok, terdapat empat mata air yang mana memiliki debit 800 liter persekon.

Hal itu membuat Umbul Ponggok memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan wisata bawah air lain.

Namun, dengan potensi yang mendatangkan materi tersebut, juga timbul permasalahan lain.

Dengan berbondong-bondongnya para wisatawan ke Umbul Ponggok, mereka juga membawa sampah.

Berita Rekomendasi

"Artinya, kami juga mengedukasi masyarakat maupun pengunjung, jangan nyampah ke Umbul Ponggok. Harapannya, selain berwisata di seluruh tempat wisata di Solo Raya, juga jangan nyampah," kata Joko.

Joko menyebutkan, usaha internal juga dilakukan dengan upaya pemerintah desa untuk membuat Desa Literasi yang mengedukasi baik para tokoh desa, decision maker, perangkat maupun pengelola desa dan warga untuk menjaga kebersihan tempat wisata di Ponggok.

Hal ini dikarenakan banyaknya kasus ditemukannya perilaku membuang sampah sembarangan oleh para wisatawan yang dapat merusak lingkungan sekitar Umbul Ponggok.

Wisata air tawar Umbul Ponggok di Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah. (Tribunnews.com/Theresia Felisiani)
Wisata air tawar Umbul Ponggok di Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah. (Tribunnews.com/Theresia Felisiani) (Tribunnews.com/Theresia Felisiani)

Dampak media sosial

Sementara itu, dari segi eksternal, terdapat inovasi yang dilakukan untuk mempertahankan eksistensi Umbul Ponggok di mata wisatawan.

Jika sebelumnya pengunjung hanya bisa snorkling dan diving, kini para wisatawan bisa melakukan foto prewedding maupun foto tematik tertentu.

Joko juga mengungkapkan, pihak BUMDes menggandeng beberapa mitra di lingkup sekitar untuk mengarahkan para wisatan agar mengunjungi lokasi wisata lain di sekitar umbul.

Selain itu, maraknya para selebgram di Instagram yang menandai Umbul Ponggok Klaten di foto wisata mereka juga memberikan dampak positif yang besar bagi eksistensi tempat wisata tersebut.

Hal itu membuat para pihak BUMDes giat belajar mengelola media sosial untuk memasarkan wisata Umbul Ponggok kepada para wisatawan, khususnya para milenial.

(Tribunnews.com/Citra Anastasia)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas