Dedi Gumelar: Partai Kejar Selebriti untuk Dulang Suara Bagian dari Kegagalan Lahirkan Kader Bagus
Politikus Partai Gelora TB Dedi Miing Gumelar menyampaikan pandangannya terkait fenomena partai politik yang merekrut selebriti untuk mendulang suara.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus Partai Gelora TB Dedi Miing Gumelar menyampaikan pandangannya terkait fenomena partai politik yang merekrut selebriti untuk mendulang suara menjelang Pemilu 2024.
Miing mengatakan hampir setiap lima tahun sekali muncul polemik yang sama terkait hal tersebut.
Menurut dia hal tersebut diantaranya karena adanya pandangan sebelah mata dari masyarakat terhadap pekerjaan selebriti khususnya dari kalangan seniman.
Bahkan dia pun pernah mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan terkait pandangan sebelah mata tersebut.
Menurutnya proses yang dijalani para selebriti khususnya seniman sebelum memutuskan masuk ke partai mana bukanhlah yang instan.
Baca juga: Cerita Dedi Miing Gumelar Harus Ke Pengadilan Negeri Agar Nama Bekennya Tercantum di Kertas Suara
Para selebriti, kata dia, adalah orang-orang yang sudah berproses mengumpulkan modal sosial sejak awal.
Hal tersebut disampaikannya saat acara Tribun Network Series Mata Lokal Memilih bertajuk "Partai Politik Berebut Suara Selebritas: Membaca Konstelasi Politik Nasional Setahun Menjelang Pemilu 2024" di Menara Kompas Jakarta pada Selasa (14/2/2023).
"Kalau ada partai mengejar orang selebriti, realistis, mereka juga ingin mendapat suara. Dan boleh, tidak usah marah partai politik, ini juga bagian dari kegagalan partai politik juga melahirkan kader yang bagus," kata Miing.
"Kalau tidak, ngapain juga mengejar artis-artis kayak begini. Udah begitu 'dinafikkan' seolah kita tidak punya kemampuan apa-apa," sambung dia.
Meski partai politik membutuhkan suara namun menurut Miing selebriti ada baiknya bukan hanya direkrut karena popularitas sebagai vote getter melainkan juga harus menguasai substansi persoalan.
Ia pun menyoroti pentingnya visi dan misi bagi selebriti ketika menang dan masuk ke lembaga legislatif.
"Realistis partai butuh suara tapi juga dengan catatan. Bukan hanya karena dia populer, dikenal, lalu mengeruk sebagai vote getter tapi dia juga menguasai substansi," kata Miing.
Di sisi lain, kata dia, untuk terjun ke politik para selibriti tidak hanya membutuhkan modal sosial melainkan juga kemampuan finansial yang mumpuni.