Dedi Gumelar: Partai Kejar Selebriti untuk Dulang Suara Bagian dari Kegagalan Lahirkan Kader Bagus
Politikus Partai Gelora TB Dedi Miing Gumelar menyampaikan pandangannya terkait fenomena partai politik yang merekrut selebriti untuk mendulang suara.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Hasanudin Aco
Masyarakat kalangan bawah, menurutnya, tidak pernah menyelami visi misi para calon pemimpin politik dari kalangan selebriti.
Dikatakan bahwa masyarakat terbagi dua kelompok jika dihadapkan dengan para calon pemimpin politik dari kalangan selebriti.
"Ada dua kelompok mereka. Mereka kagum sama dia. Atau ada Rp 50 ribuan atau tidak. Begitu kan? Ini realitas. Ini fakta politik yang ada hari ini. Pragmatisme masyarakat tidak bisa dibendung seperti itu," kata Miing.
Masih menyangkut hal tersebut, menurutnya, ada elite-elite politik malas dan busuk yang mengajarkan bahwa orang bisa disuap.
Untuk itu, kata dia, budaya tersebut harus dihentikan.
"Supaya melahirkan anggota Partai yang baik. Anggota-anggota DPR yang baik. Kalau terus hanya orang yang memiliki kapital yang bisa masuk, saya kira nggak bisa kayak begitu," kata Miing.
"Saya ditanya orang untuk apa masuk ke DPR? Kalau di sana ada 10 bandit saya masuk tinggal 9 nggak boleh jadi 11. Itu prinsip," kata Miing.
Dalam diskusi 'Mata Lokal Memilih' terkait keterlibatan para artis di partai politik jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 itu dihadirkan sejumlah publik figur.
Mulai dari Krisdayanti (anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan), Arzeti Bilbina (anggota DPR RI dari Fraksi PKB), Okky Asokawati (politikus Partai NasDem), Tantowi Yahya (politikus Partai Golkar), dan Dedi Miing Gumelar (politikus Partai Gelora).
Hadir pula Dr. Nugroho Setiawan, Mp EpANd, serta Founder - CEO IT Reasearch and Politic Consultant (Ipol Indonesia) Petrus Hartanto.
Diskusi ini dipandu langsung oleh Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra.
Acara ini juga didukung langsung oleh Ipol Indonesia dan Permodalan Nasional Madani (PNM).