Ada Ketua Umum Partai di Luar Koalisi Minta Jadi Cawapres Anies, PKS: Prioritasnya di 3 Partai Ini
Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyatakan, ada salah satu ketua umum partai di luar Koalisi Perubahan yang pengin bergabung
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Wahyu Aji
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman menyatakan, ada salah satu ketua umum partai di luar Koalisi Perubahan yang pengin bergabung.
Namun, yang bersangkutan kata Sohibul, meminta syarat untuk menempati kursi bakal calon wakil presiden (Bacawapres) pendamping Anies Baswedan.
Kendati demikian, Sohibul tidak menyebutkan, siapa sosok ketua umum partai yang dimaksud.
Menyikapi hal itu, Sohibul mengatakan bahwa Koalisi Perubahan yang digagas oleh Partai NasDem, Demokrat dan PKS, memberikan pemahaman kepada yang bersangkutan, terkait pemilihan kursi Cawapres.
"Ya nggak dong tentu kan kita berikan pemahaman bahwa ini koalisi yang awal udah ada nih bertiga," kata Sohibul kepada awak media di Kantor Sekretariat Koalisi Perubahan, di Jalan Brawijaya X Nomor 46, Jakarta Selatan, Jumat (24/3/2023).
Dirinya menyebut, pemilihan sosok untuk menempati kursi Cawapres sejatinya menjadi prioritas bagi ketiga partai tersebut.
Tak hanya itu, Anies Baswedan selaku calon presiden dari Koalisi Perubahan juga diberikan wewenang untuk menentukan siapa yang bakal mendampinginya di Pilpres mendatang.
"Ya tentu saja yang jadi priority (prioritas, red) dalam hal pencawapresan ya tentu apa yang berkembang dari tim tiga (partai) ini," kata dia.
Sebelumnya, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman mengatakan ada partai politik (parpol) yang ingin bergabung dengan bakal Koalisi Perubahan.
Baca juga: Daftar Anggota Tim 8 dari Koalisi Perubahan yang Bantu Godok Sosok Cawapres untuk Anies Baswedan
Sohibul menyebut parpol tersebut siap bergabung dengan bakal Koalisi Perubahan dengan catatan ketua umumnya menjadi calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan.
"Jadi di luar tiga ini kan ada partai yang juga berkomunikasi. Mereka mengatakan siap bergabung (di Koalisi Perubahan) tetapi ingin jadi cawapres (Anies)," kata Sohibul di Sekretariat Perubahan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (24/3/2023).
Namun, Sohibul menuturkan sejauh ini Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah mengusulkan Ahmad Heryawan (Aher) sebagai cawapres Anies.
Kemudian, Partai NasDem mengusulkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Demokrat adalah Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Ya jelas dari PKS ada Kang Aher. Dari Demokrat ada AHY. Dari NasDem ada Bu Khofifah," ujarnya.
Sementara di luar itu, ada juga mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa dan Direktur Wahid Institute yang juga aktivis Nahdlatul Ulama (NU), Yenny Wahid.
"Bahkan juga sebelumnya ada Pak Andika. Kemudian ada juga Mbak Yenny, itu juga ada muncul," ungkap Sohibul.
Sementara, Ketua DPP Partai NasDem, Sugeng Suparwoto mengakui sempat berkomunikasi dengan Khofifah.
Sugeng menyebut Khofifah merupakan salah satu dari sekian tokoh yang dikomunikasikan Partai NasDem untuk menjaring cawapres pendamping Anies.
"Ibu Khofifah adalah salah satu dari sekian tokoh yang memang juga kita berkomunikasi," katanya.
Sugeng mengatakan pihaknya akan terus-menerus berkomunikasi dengan semua pihak hingga waktunya cawapres Anies ditentukan.
Baca juga: PKS Sebut NasDem Ajukan Khofifah, Andika Perkasa dan Yenny Wahid Jadi Cawapres Anies
Namun, dia memastikan cawapres yang akan dipilih nantinya adalah berdasarkan kehendak rakyat dan tentunya berpotensi membawa kemenangan.
"Nanti ada pendekatan-pendekatan khusus terhadap orang atau person-person tertentu. Memang itulah yang dikehendaki oleh rakyat dan yang terbaik bagi semuanya, bagi Pak Anies, bagi pemenangan, bagi bagaimana jalannya pemerintah ke depan," ujar Sugeng.
Sugeng menambahkan cawapres Anies merupakan nantinya kejutan. Sebab, menunggu kompetitor.
"Sekali lagi kami tekankan tolong dibocorkan, enggak mungkin. Ini bagian dari ya moment of surprise," ungkapnya.
"Kenapa? Kita melihat tadi disebutkan termasuk Bung Willy (Ketua DPP Partai NasDem) persoalan toko sebelah itu loh," sambung Sugeng.