Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Siapa Lebih Potensial untuk Jadi Sosok Cawapres Terkuat, Erick Thohir atau AHY? Ini Analisa Pengamat

Menurut Qodari, tidak bisa membandingkan nama sekaliber SBY dengan AHY dan Erick Thohir dengan AHY.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Siapa Lebih Potensial untuk Jadi Sosok Cawapres Terkuat, Erick Thohir atau AHY? Ini Analisa Pengamat
Tribunnews.com/Chaerul Umam
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari. Ia merespons polemik soal nama menteri BUMN Erick Thohir sebagai bakal cawapres terkuat di Pilpres 2024. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari menilai pengaruh presiden keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Pilpres 2024 tidak begitu kuat, apalagi dengan putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Hal itu dikatakan Qodari merespons polemik soal nama menteri BUMN Erick Thohir sebagai bakal cawapres terkuat di Pilpres 2024.

Menurut Qodari, tidak bisa membandingkan nama sekaliber SBY dengan AHY dan Erick Thohir dengan AHY.

Sebab, mereka memiliki latar belakang pengalaman dan nasib yang berbeda.

Misalkan antara SBY dan AHY, keduanya punya profil yang berbeda baik dalam pemerintahan maupun karir di militer.

“Pertama, SBY bukan AHY dan AHY bukan SBY. Memang keduanya pernah Ketum Partai Demokrat, walaupun harus dikatakan juga bahwa AHY itu bisa jadi Ketum Demokrat karena faktor pak SBY. Sementara Pak SBY jadi Ketum Demokrat karena faktor dirinya sendiri,” kata Qodari saat dihubungi wartawan, Jumat (24/3/2023).

BERITA TERKAIT

Kedua, kata Qodari, profil SBY dengan AHY yang berbeda. Sehingga tidak bisa disamakan, misalkan SBY yang punya latar belakang militer sebagai jenderal, sementara AHY hanya sampai mayor.

Baca juga: Anies Baswedan dan AHY Bertemu Selasa Siang, Sudirman Said: Bahas Progres dan Tukar Pandangan

"Kemudian pak SBY pernah jadi menteri, AHY gak pernah menteri. SBY bertarung di pemilihan langsung, dia menang dua kali, AHY bertarung di pilkada kalah putaran pertana tahun 2017,” ujarnya.

Dasar ini, kata Qodari, membuat publik menilai jika SBY berbeda dengan AHY dan tidak bisa disamakan keduanya. Bahkan, pengaruh SBY juga tidak memberikan dampak signifikan kepada AHY.

“Jadi persepsi orang kepada AHY tidak bisa disamakan dengan persepsi orang ke SBY, elektabilitas AHY tidak mungkin sama dengan elekrabilitas SBY," ucap Qodari

Lebih lanjut Qodari menjelaskan, dalam survei Indo Barometer, nama Erick Thohir muncul sebagai cawapres terkuat di Pilpres 2024 karena meraih elektabilitas tinggi diantara nama yang lainnya.

Maka, membandingkan Erick Thohir dengan AHY juga menurutnya kurang tepat karena profil keduanya berbeda.

Pasalnya, variabel penunjang peningkatan elektabilitas Erick Thohir terdongkrak oleh kinerja cemerlangnya di BUMN.

Qodari mencontohkan dalam beberapa tahun terakhir ini, Erick berhasil mengukir prestasi dengan menindak tegas para koruptor di tubuh BUMN, dari Garuda hingga Jiwasraya.

“Kemudian kalau bicara Erick Thohir tidak seperti AHY. Erick Thohir sudah menjabat menteri BUMN, kemudian hasil-hasil kerjanya sudah kelihatan menindak tegas penyelundupan harley dan brompton di pesawat Garuda oleh direksi Garuda, kemudian menindak tegas penyalahgunaan di Jiwasraya, bahkan dana dari nasabah itu diupayakan untuk dikembalikan, ini terobosan, biasanya cuma ditindak tegas tetapi tidak dikembalikan,” ucapnya.

BUMN, kata Qodari, di tangan Erick Thohir mampu meningkatkan laba dari tahun ke tahun. Menariknya lagi, dalam kerja-kerja sosial di BUMN, Erick Thohir melibatkan Nahdlatul Ulama (NU) dalam meningkatkan perekonomian masyarakat dan pesantren demi kemandirian dalam ekonomi.

“Lalu tren laba BUMN juga mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, itu kan semua prestasi ditambah kegiatan kegiatan Erick Thohir yang juga melibatkan 'kolam suara' yang besar misalnya NU," ucap Qodari.

Qodari juga menyinggung soal wacana duet antara Anies Baswedan dan AHY yang belum juga jelas, karena Partai Demokrat sendiri meminta agar Anies memilih AHY sebagai cawapres, sementara PKS sendiri mau mengusul kadernya untuk mendampingi Anies Baswedan sebagai cawapres di Pilpres 2024.

"Ini pun dalam konteks calon Anies Baswedan menurut saya rumit, kerumitan pertama itu karena Demokrat mengusulkan AHY sebagai cawapres, tetapi PKS juga mengusulkan nama lain misalnya Aher sebagai cawapres. Kalau AHY dipilih sebagai cawapres, mungkin PKS lari atau sebaliknya, biasanya kalau terjadi situasi seperti ini maka kemudiam capresnya mencari calon lain yang notabenenya bukan orang partai agar bisa lebih diterima oleh kedua belah pihak," ujarnya.

Bahkan, soal sosok cawapres pun Anies Baswedan dengan terang-terangan mengakui punya kriteria tersendiri, artinya peluang untuk berpasangan dengan AHY sangat kecil karena kriteria-kriteria tersebut belum dipenuhi oleh AHY.

“Kedua Anies pernah mengatakan dia punya kriteria pemenangan yang saya ingat dan relevan atas pertanyaan ini adalah soal pemenangan dia ingin calon yang bisa membantu pemenangan. Mungkin mas Anies itu khawatir ya kalau wakilnya AHY, maka nanti akan diserang oleh minimnya pengalaman di pemertintahan sehingga dianggap tidak layak untuk memimpin menakhodai kapal yang sangat besar bernama bangsa indonesia,” tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas