Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

KIB Didorong Perjuangkan Kader Internal Jadi Capres atau Cawapres di Koalisi Besar

KIB perlu mendorong kader internal mereka untuk diusung menjadi capres atau cawapres dalam koalisi besar.

Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Wahyu Aji
zoom-in KIB Didorong Perjuangkan Kader Internal Jadi Capres atau Cawapres di Koalisi Besar
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Presiden Joko Widodo didampingi Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, dan Plt Ketua Umum PPP, Mardiono memberikan keterangan pers usai menghadiri "Silaturahmi Ramadan" di Gedung DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Jakarta Selatan, Minggu (2/4/2023). PAN menyelenggarakan "Silaturahmi Ramadan" bersama parpol koalisi Pemerintahan untuk membicarakan hal yang berkaitan dengan komitmen kebangsaan dan juga keberlanjutan pembangunan ke depan. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Ikhwan Arif mengatakan pilihan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bergabung dengan koalisi besar dapat terwujud karena didukung oleh mesin partai yang kuat. 

Menurutnya, KIB perlu mendorong kader internal mereka untuk diusung menjadi capres atau cawapres dalam koalisi besar.

"KIB bisa saja menyusun langkah power sharing dengan mengusung salah satu kader untuk menjadi capres atau cawapres dan kemudian disodorkan ke dalam koalisi besar," ujar Ikhwan Arif saat dihubungi, Senin (17/4/3023).




Arif yang juga Pendiri Indonesia Political Power ini mengatakan rekomendasi capres atau cawapres dari KIB mempermudah wacana peleburan koalisi besar semakin terwujud. 

Peleburan KIB-KIR, kata Arif, menjadi koalisi besar tidak lepas dari peran Jokowi. 

Restu Jokowi akan membuat kedua koalisi bersatu dan menjadi kekuatan besar. Kekuatan ini mampu menghadapi PDIP meski Jokowi adalah kader PDIP. 

Artinya, lanjut Arif, koalisi besar yang direstui Jokowi akan berhadapan dengan PDIP sebagai koalisi tunggal. 

BERITA TERKAIT

"PDIP ingin merapat ke Koalisi Besar lantaran muncul narasi Prabowo-Airlangga dan PDIP tidak mau ketinggalan sebagai salah satu partai pendukung pemerintah," tambahnya. 

Arif menambahkan, PDIP menyadari mereka berpotensi kalah jika koalisi besar terbentuk.

Keyakinan PDIP sebagai tuan rumah koalisi merupakan respons dari ketakutan PDIP ditinggalkan koalisi pemerintah.

"Sehingga PDIP harus mengambil langkah percaya diri sebagai tuan rumah dari koalisi," lanjutnya.

Di satu sisi lain, Jokowi merestui capres dari koalisi besar yang sepertinya mengarah ke sosok Prabowo Subianto.

Baca juga: Hary Tanoesoedibjo Mengaku Jadi Fasilitator Persatukan KIB-KKIR Bentuk Koalisi Besar

Arif menambahkan jika restu Jokowi sudah diperoleh Prabowo, bisa saja posisi wakilnya akan jatuh pada KIB, yaitu Airlangga atau bisa saja sebaliknya.

Karena itu, masuknya PDIP dalam wacana peleburan koalisi besar semakin mempersulit konsolidasi partai jika partai itu mendorong capres Koalisi Besar dari kadernya sendiri.

"PDIP tentu akan meminta jatah capres atau cawapres, sementara koalisi besar kemungkinan akan mengusung Prabowo-Airlangga. Posisi capres akan sulit didapatkan PDIP karena sudah jatahnya Prabowo atau Airlangga untuk maju," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas