Airlangga Temui SBY, Pengamat Singgung soal Cari Dukungan Hadapi Kekuatan Ganjar di Pilpres 2024
Pengamat politik Bawono Kumoro memberikan komentarnya perihal pertemuan Airlangga Hartarto dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas, Bogor
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNEWS.COM - Pengamat politik Bawono Kumoro memberikan komentarnya perihal pertemuan Airlangga Hartarto dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (29/4/2023) malam kemarin.
Kedatangan Ketua Umum Partai Golkar itu, dinilai sebagai bentuk cari dukungan untuk menghadapi kekuatan Ganjar Pranowo di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Ganjar sebelumnya sudah ditetapkan sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan beberapa waktu lalu.
"Kunjungan KetuaUmum Partai Golkar Airlangga Hartarto menemui SBY merupakan bagian dari dinamika pasca-pencalonan Ganjar Pranowo oleh PDI Perjuangan," ujar Bawono kepada Tribunnews.com, Minggu (30/4/2023).
Peneliti dari lembaga survei Indikator Politik Indonesia itu melanjutkan penjelasannya.
Ia juga mengatakan, pertemuan tersebut juga bagian dari respons atas pernyataan dukungan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kepada Ganjar.
Baca juga: Bertemu SBY, Airlangga Ajak Demokrat Bersama Loloskan Indonesia dari Jebakan Middle Income Trap
Diketahui, PPP beserta Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) berada dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Sehingga Partai Golkar dinilai butuh dukungan politik di Pilpres 2024.
"Setelah PPP mendeklarasikan diri dukungan terhadap Ganjar Pranowo, maka Partai Golkar dan PAN saat ini tengah berusaha untuk menentukan sikap kepada bakal calon presiden mana dukungan politik mereka akan dilabuhkan," imbuh Bawono.
Koalisi gamang
Bawono lebih lanjut menyoroti Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Menurutnya, KIB sejak awal menjadi koalisi yang diselimuti gamang atau ketakutan.
Semua tidak lepas karena koalisi ini tidak memiliki bakal calon presiden yang akan diusung.
Airlangga Hartarto hingga saat ini belum dipandang sebagai calon kuat untuk melawan cawapres seperti Ganjar Pranowo maupun Anies Baswedan.
"Meskipun merupakan partai ketiga terbesar berdasarkan hasil Pemilu 2019, tetapi Partai Golkar harus lebih realistis melihat tingkat elektabilitas Airlangga Hartarto saat ini tidak cukup bersaing dibandingkan nama-nama lain di jajaran bakal cawapres," tegas Bawono.
Baca juga: Airlangga: Golkar-Demokrat Sepakat Pemilu Bukan The Winner Take It All
Punya gen politik yang sama
Bawono berpendapat sangat mungkin sekali Partai Golkar akan bergabung dengan Partai Demokrat, NasDem dan PKS dalam bingkai Koalisi Perubahan.
Sinyal tersebut, datang setelah terjadinya pertemuan antara Airlangga dengan SBY.
"Dengan mencermati dari komunikasi politik dibangun oleh Airlangga Hartarto dengan menemui SBY ini memang ada gelagat dari Partai Golkar untuk berusaha mencari peluang berkoalisi," kata Bawono.
Meskipun demikian, di sisi lain Partai Golkar juga bisa bergabung dengan Partai Gerindra dan PKB.
Bawono menilai, Partai Golkar memang lebih terasa klop bila dalam satu barisan koalisi dengan Partai NasDem atau dengan Partai Gerindra ketimbang dalam barisan koalisi dengan PDI Perjungan.
Baca juga: Airlangga Hartarto Temui SBY di Cikeas, Demokrat: Golkar Kawan Lama
"Sebagaimana diketahui di masa lalu ketua umum Partai NasDem Paloh dan ketua umum Partai Gerindra Prabowo Subianto juga merupakan bagian dari keluarga besar Partai Golkar. Jadi terdapat kesamaan gen politik," tegas dia.
Terakhir, Bawono memberikan catatan untuk Partai Golkar jika ingin bergabung dengan Partai Demokrat, NasDem dan PKS.
Partai Golkar diharapkan dapat mengesampingkan ego politik perihal penentuan cawapres.
"Apabila Partai Golkar ingin bergabung dalam koalisi perubahan, tidak boleh mematok nama ketua umum mereka sebagai bakal cawapres untuk dipasangkan dengan Anies Baswedan sebagai harga mati untuk berkoalisi," tutup Bawono.
Kata Demokrat
Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng, menyambut baik kunjungan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di kediaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Cikeas, Bogor, Jawa Barat.
Andi mengatakan, Golkar merupakan kawan lama karena pernah ada dalam pemerintahan saat SBY menjadi presiden.
"Kalau dengan Golkar kami kan dari dulu selalu bekerja sama kabinet Pak SBY selalu ada menteri-menteri dari Golkar juga dan itu kan kawan lama ya," kata Andi Mallarangeng saat ditemui di kediaman SBY, Sabtu (29/4/2023).
Dia menuturkan Demokrat juga terbuka dengan Golkar untuk bergabung dalam koalisi untuk mengusung Anies Baswedan.
Baca juga: Bahas Pencapresan Ganjar, Plt Ketua Umum PPP akan Jalan Kaki ke Kantor PDIP
"Kalau soal koalisi kita terbuka, tapi kalau yang akan disampaikan kami belum tahu nanti kita bicarakan tiga partai (NasDem, PKS, dan Demokrat)," ujar Andi.
Andi menegaskan, sejauh ini hubungan SBY dengan Airlangga terjalin baik.
Bahkan, kata dia, menteri dari Golkar selalu ada dalam kabinet pertama dan kedua Pemerintahan SBY.
"Saya rasa sejak dulu juga dan dengan Partai Golkar selalu kami selalu baik. Baik pada kabinet pertama, pada kabinet kedua Pak SBY juga selalu ada menteri dari Partai Golkar," ungkap Andi.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan/Fersianus Waku)