Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Muncul Dua Nama Cawapres Baru, Ada Muhadjir Effendy dan Syahrul Yasin Limpo

Sejumlah nama dari berbagai latar belakang sering beredar disebut cocok jadi cawapres kini muncul 2nama baru, Muhadjir Effendy dan Syahrul Yasin Limpo

Penulis: Theresia Felisiani
zoom-in Muncul Dua Nama Cawapres Baru, Ada Muhadjir Effendy dan Syahrul Yasin Limpo
Kolase foto Tribunnews
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Sejumlah nama dari berbagai latar belakang sering beredar disebut cocok menjadi cawapres, kini muncul dua nama baru, Muhadjir Effendy dan Syahrul Yasin Limpo. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nama Muhadjir Effendy dan Syahrul Yasin Limpo disebut-sebut cocok jadi cawapres.

Pengamat Politik Usni Hasanudin mencontohkan, di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo (Jokowi), mereka memilih Jusuf Kalla (JK) sebagai wakil presiden.

Maka, pentingnya mencari sosok sekelas JK perlu adanya pertimbangan matang.

“JK representasi Indonesia Timur, tapi untuk mencari sosok sekelas JK harus menjadi pertimbangan Anies untuk menentukan siapa cawapresnya yang dapat menjadi representasi Indonesia Timur,” terang Usni.

Baca juga: Megawati Kantongi 10 Nama Cawapres, Jokowi 7 Nama, Ganjar Pranowo 8 Nama

Usni menambahkan, ada satu tokoh yang bisa menjadi pertimbangan Anies memilih cawapresnya. Yakni, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).

“Saat ini memang ada Syahrul Yasin Limpo, yang secara rekam jejak sangat ideal disandingkan Anies, apalagi Anies selalu mengutarakan rekam jejak kepemimpinan. Syahrul Yasin Limpo memang syarat dengan pengalaman birokratis dari PNS, kepala daerah, hingga menteri bahkan memiliki prestasi yang baik saat memimpin Sulsel,” jelas Akademisi UMJ ini.

Namun, kata dia, ada pertimbangan yang harus dilihat, mengingat Syahrul merupakan kader NasDem, yang di mana partai pimpinan ketua umum Surya Paloh itu menjadi yang pertama mendeklarasikan Anies sebagai Presiden.

Berita Rekomendasi

Selanjutnya Muhadjir Effendy, mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) empat periode mencuat di bursa bakal calon Wakil Presiden Pemilu 2024 sejak dilontarkan Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin.

Dia menilai Muhadjir cocok berpasangan dengan Capres PDIP Ganjar Pranowo.

Menurut dia, Muhadjir memiliki karakter yang kuat.

Memiliki pengalaman dan kredibilitas tinggi di pemerintahan, khususnya bidang pembangunan manusaia dan kesejahteraan sosial.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Kolase foto Tribunnews)

Sementara itu Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terkait calon wakil presiden (cawapres) potensial untuk maju di Pilpres 2024.

Terdapat 19 nama yang diuji dalam survei tersebut.

Namun tercatat ada 5 nama teratas yang dipilih oleh publik.

Saran Amien Rais, Pengamat Sebut Anies Bisa Pertimbangkan SYL Jadi Cawapres

Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais memberikan saran kepada Anies Baswedan untuk mencari calon wakil presidennya (cawapres) dari Indonesia Timur.

Terkait hal itu, Pengamat Politik Usni Hasanudin pun menilai, saran Amien Rais itu hal yang wajar untuk mendulang suara.

Apalagi, sosok wajah calon pemimpin saja berpengaruh dan jadi pertimbangan untuk di pilih. Terlebih, bisa mencerminkan keanekaragaman serta merajut persatuan bangsa.

“Indonesia memang negara yang dibagi dalam tiga wilayah berbeda. Timur, Barat dan Tengah. Jadi wajar saja kalau setiap pencalonan presiden dan wakil presiden representasi keterwakilan selalu menjadi pertimbangan,” kata Usni Hasanudin, Minggu (30/4/2023).

“Keterwakilan dari Timur Setidaknya mencerminkan keluasan wilayah, kekayaan suku bangsa, bukan saja aspek elektoral tapi persatuan dan kesatuan Indonesia disini tercermin,” sambung dia.

Dia pun mencontohkan, di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo (Jokowi), mereka memilih Jusuf Kalla (JK) sebagai wakil presiden.

Maka, pentingnya mencari sosok sekelas JK perlu adanya pertimbangan matang.

“JK representasi Indonesia Timur, tapi untuk mencari sosok sekelas JK harus menjadi pertimbangan Anies untuk menentukan siapa cawapresnya yang dapat menjadi representasi Indonesia Timur,” terang Usni.

Baca juga: May Day 2023, Bakal Ada Deklarasi Kecil dan Capres 2024 dari Partai Buruh?

Usni menambahkan, ada satu tokoh yang bisa menjadi pertimbangan Anies memilih cawapresnya. Yakni, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).

“Saat ini memang ada Syahrul Yasin Limpo, yang secara rekam jejak sangat ideal disandingkan Anies, apalagi Anies selalu mengutarakan rekam jejak kepemimpinan. Syahrul Yasin Limpo memang syarat dengan pengalaman birokratis dari PNS, kepala daerah, hingga menteri bahkan memiliki prestasi yang baik saat memimpin Sulsel,” jelas Akademisi UMJ ini.

Namun, kata dia, ada pertimbangan yang harus dilihat, mengingat Syahrul merupakan kader NasDem, yang di mana partai pimpinan ketua umu. Surya Paloh itu menjadi yang pertama mendeklarasikan Anies sebagai Presiden.

“Karena akan dianggap sebagai representasi kader partai tertentu yang sudah mencalonkan Anies. Sekarang semua kembali ke partai koalisi apakah mau atau tidak,” jelasnya.

Dikutip dari TribunTimur, sosok calon wakil Presiden pendamping Anies Baswedan sesuai harapan politikus senior, Amien Rais berasal dari Indonesia bagian timur.

Amien Rais berharap Anies Baswedan memilih seorang cawapres dari tokoh Indonesia Timur.

Menurut Amien, Anies harus memperhatikan lumbung suara di berbagai wilayah seperti Jakarta, Jawa Barat, Banten, Sumatera, dan Jawa Tengah. Namun, menurutnya, Jawa Timur bukanlah prioritas.

Amien juga menyarankan Anies untuk memilih calon wakil presiden yang berasal dari wilayah Indonesia Timur, seperti yang dilakukan oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Jusuf Kalla (JK) pada masa lalu. Hal itu adalah strategi yang dapat memperhitungkan suara nasional.

Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais turut mengucapkan belasungkawa atas wafatnya mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif, Jumat (28/5/2022).
Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais turut mengucapkan belasungkawa atas wafatnya mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif, Jumat (28/5/2022). (Tribunnews.com/ Rizki Sandi Saputra)

Disebut-sebut Jadi Cawapres Alternatif, Muhadjir Effendy: Banyak yang Lebih Mumpuni Daripada Saya

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, sejauh ini belum ada arahan dari PP Muhammadiyah terkait dengan maraknya dukungan kepada dirinya untuk menjadi calon Wakil Presiden pada Pemilu 2024.

Muhadjir Effendi menegaskan bahwa dirinya saat ini masih fokus pada tugas-tugasnya sebagai Menko PMK.

Tidak memiliki rencana untuk mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden.

"Sebagai menteri, saya harus fokus pada tugas-tugas saya dan memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara," kata Muhadjir dalam pernyataannya yang diterima Tribun saat acara Halal Bi Halal Universitas Muhammadiyah Malang(UMM), Minggu(30/4/2023).

Selain menjalankan tugas pokok di Kemenko PMK yang mengkoordinasikan sekitar 18 kementerian dan lembaga pemerintahan, Muhadjir diberi amanat oleh Presiden Jokowi untuk menangani tugas-tugas khusus.

Misalnya, target menurunkan kemiskinan ekstrem menjadi nol persen pada tahun 2024. Menurunkan stunting dari 24 persen menjadi 10 persen.

Ia juga sering ditugaskan menangani kasus bencana alam seperti gempa Cianjur, Sulawesi Barat bahkan sampai Turki dan Suriah. Pada musim Lebaran 2023 ini dia ditunjuk Jokowi menangani masalah mudik.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy memberikan sambutan saat acara Halal bihalal bersama warga Muhammadiyah di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Malang, Jawa Timur, Sabtu (29/4/2023). Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menilai, Muhadjir Effendy cocok menjadi cawapres alternatif bagi Ganjar Pranowo yang telah diusung oleh PDIP dan PPP sebagai Capres. Muhadjir Effendy menyebut bahwa isu dirinya menjadi menjadi cawapres alternatif sebagai bunga-bunga dalam berdemokrasi. SURYA/PURWANTO
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy memberikan sambutan saat acara Halal bihalal bersama warga Muhammadiyah di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Malang, Jawa Timur, Sabtu (29/4/2023). Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menilai, Muhadjir Effendy cocok menjadi cawapres alternatif bagi Ganjar Pranowo yang telah diusung oleh PDIP dan PPP sebagai Capres. Muhadjir Effendy menyebut bahwa isu dirinya menjadi menjadi cawapres alternatif sebagai bunga-bunga dalam berdemokrasi. SURYA/PURWANTO (SURYA/SURYA/IPUNK PURWANTO)

Lebih lanjut mantan Mendikbud pada Kabine Jokowi Jilid Satu yang suka blusukan ke tengah masyarakat ini mengatakan, aspirasi pencalonan dirinya menjadi Bacawapres merupakan bunga demokrasi.

"Itu bunga-bunga demokrasi saja. Kan tidak hanya saya yang disebutkan,” katanya.

Dia mengatakan ada sosok yang lebih baik dari dirinya untuk menjadi Cawapres.

“Sudah banyak calonnya dan lebih mumpuni daripada saya," ujarnya.

Diketahui, Muhadjir Effendy, mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) empat periode mencuat di bursa bakal calon Wakil Presiden Pemilu 2024 sejak dilontarkan Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin. Dia menilai Muhadjir cocok berpasangan dengan Capres PDIP Ganjar Pranowo.

Menurut dia, Muhadjir memiliki karakter yang kuat. Memiliki pengalaman dan kredibilitas tinggi di pemerintahan, khususnya bidang pembangunan manusaia dan kesejahteraan sosial.

Senada dengan Ujang adalah guru besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (UA) Surabaya Prof Hotman M Siahaan.

Menurut dia, Muhadjir layak jadi bacawapres termasuk Ganjar.

“Dia pas dipasangkan dengan Ganjar. Apalagi Muhadjir itu sudah lama dekat dengan Megawati,” tegas Hotman.

Menurutnya, selain memiliki pribadi yang kuat. Memiliki modal massa yaitu umat Muhammadiyah yang jumlahnya sangat besar.

Ditambah Muhammadiyah memiliki daya resonansi yang kuat terhadap kelompok-kelompok umat Islam yang lain sehingga langkah Muhammadiyah berpotensi diikuti.

“Saya kira Muhammadiyah akan solid mendukung Muhadjir,” tegasnya.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy memberikan sambutan saat acara Halal bihalal bersama warga Muhammadiyah di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Malang, Jawa Timur, Sabtu (29/4/2023). Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menilai, Muhadjir Effendy cocok menjadi cawapres alternatif bagi Ganjar Pranowo yang telah diusung oleh PDIP dan PPP sebagai Capres. Muhadjir Effendy menyebut bahwa isu dirinya menjadi menjadi cawapres alternatif sebagai bunga-bunga dalam berdemokrasi. SURYA/PURWANTO
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy memberikan sambutan saat acara Halal bihalal bersama warga Muhammadiyah di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Malang, Jawa Timur, Sabtu (29/4/2023). Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menilai, Muhadjir Effendy cocok menjadi cawapres alternatif bagi Ganjar Pranowo yang telah diusung oleh PDIP dan PPP sebagai Capres. Muhadjir Effendy menyebut bahwa isu dirinya menjadi menjadi cawapres alternatif sebagai bunga-bunga dalam berdemokrasi. SURYA/PURWANTO (SURYA/SURYA/IPUNK PURWANTO)

Dukungan dari pelbagai komunitas dan kelompok masyarakat terus mengalir. Bekas relawan Jokowi-Makruf pada Pilpres 2019, Rumah Indonesia Berkemajuan (RIB) Jawa Tengah dan RIB Banyuwangi menyatakan dukungan Muhadjir untuk menjadi Bacawapresnya Ganjar Pranowo, Capres yang diusung PDIP.

Sedang RIB Jambi menginginkan Muhadjir berpasangan dengan Capres Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Dukungan juga datang dari sustes Katolik di Keuskupan Agung Merauke, Provinsi Papua Selatan, Ambrosia Nainggolan. Ia menilai Muhadjir orang baik, dan sangat toleran. Memiliki pengalaman di bidang birokrasi dan pendidikan.

“Beliau ini sangat sederhana, rendah hati. Beliau dekat dengan masyarakat. Mau turun ke bawah.”

Hasil Survei Cawapres Indikator Politik: Ridwan Kamil Teratas Disusul Sandiaga, AHY dan Erick Thohir

Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terkait calon wakil presiden (cawapres) potensial untuk maju di Pilpres 2024.

Terdapat 19 nama yang diuji dalam survei tersebut. Namun tercatat ada 5 nama teratas yang dipilih oleh publik.

Urutan pertama adalah Ridwan Kamil dengan torehan 17,3 persen, disusul Sandiaga Uno dengan 14,2 persen dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di posisi ketiga dengan angka 12,4 persen.

Di posisi selanjutnya ada Erick Thohir dengan 12,2 persen, kemudian Khofifah Indar Parawansa mendapat angka 6,0 persen.

“Peringkat pertama masih ditempati Ridwan Kamil. Kemudian peringkat kedua, ketiga, keempat, kurang lebih margin of error antara Sandi, AHY dan Erick Thohir,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi dalam rilis survei secara virtual, Minggu (30/4/2023).

“Tapi peringkat Erick sama Khofifah itu signifikan secara statistik,” lanjut dia.

Burhanudin menambahkan selain nama-nama tersebut, muncul pula sosok Menko Polhukam Mahfud MD dengan perolehan 4,3 persen.

Namun begitu, posisi Mahfud masih berada di bawah 5 besar tersebut.

“Pak mahfud mengalami kenaikan tapi belum mampu mendobrak 5 nama teratas,” tuturnya.

Baca juga: Cari Cawapres untuk Anies, PKS Ngaku Jalin Komunikasi Serius dengan Mahfud MD

Secara rinci, berikur adalah 19 daftar cawapres potensial yang dipilih publik berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia.

Andika Perkasa 3,3 persen, Gibran Rakabuming Raka 2,8 persen, Puan Maharani 2,1 persen, Airlangga Hartarto 1,6 persen, Sri Mulyani 1,4 persen.

Kemudian Susi Pujiastuti 0,9 persen, Tri Rismaharini 0,7 persen, Muhaimin Iskandar 0,6 persen, Zulkifli Hasan 0,4 persen, Salim Segaf Al-Jufri 0,3 persen, Gatot Nurmantyo 0,3 persen

Moeldoko 0,2 persen dan Tito Karnavian 0,1 persen.

Sementara sebanyak 17,7 persen publik tidak tahu/tidak menjawab survei tersebut.

Adapun survei ini dilakukan pada periode 11-17 April 2023. Kemudian populasi survei ini adalah seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih atau sudah menilah ketika survei dilakukan.

Baca juga: Dekat dengan NU, Erick Thohir Dinilai Lebih Potensial Berpasangan dengan Ganjar atau Prabowo

Penarikan sample menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini, jumlah sample adalah sebanyak 1.220 orang.

Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional dan toleransi kesalahan atau margin of error (MOE) sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Responden terpilih telah diwawancarai dengan tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. (tribun network/thf/Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas