Jusuf Kalla: Megawati dan SBY Tidak Pernah Pengaruhi Partai Politik
Jusuf Kalla (JK) mengatakan jika zaman Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi presiden tidak mempengaruhi parpol.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) mengatakan jika zaman Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi presiden tak pernah mempengaruhi sikap partai politik (parpol).
"Waktu kami, seperti Saya sering katakan, zaman Ibu Mega, Pak SBY, sama sekali tidak mempengaruhi partai politik untuk memilih ini itu, ndak," kata JK saat dikunjungi Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di kediamannya, Jalan Brawijaya Nomor 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (15/5/2023).
Menurut JK, saat itu Megawati dan SBY memberikan keleluasaan kepada masing-masing parpol untuk menentukan sikapnya.
"Jadi diberikan kepada partai-partai itu," ujarnya.
Dia menegaskan bahwa penentuan koalisi merupakan hak dan kewenangan setiap parpol.
"Koalisi itu adalah kewenangan masing-masing. Kami waktu jadi pemimpin pemerintahan tidak mencampuri itu," ucap JK.
JK juga sempat meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar tak terlalu ikut campur dalam urusan politik.
Hal ini merupakan respons JK terkait pertemuan para ketua umum (Ketum) parpol pemerintah bersama Jokowi di Istana Negara.
Harusnya, kata JK, jika melakukan pertemuan di Istana Negara, yang dibahas adalah soal pembangunan dan kemajuan negara, bukan ihwal politik dan koalisi.
"Kalau pertemuan itu membicarakan karena di istana, membicarakan tentang urusan pembangunan. Tapi bicara pembangunan saja, mestinya harusnya diundang (Nasdem). Tapi berarti ada pembicaraan politik" kata JK di kediamannya, Sabtu (6/5/2023).
Menurut JK, Jokowi harusnya mengikuti langkah Presiden sebelumnya seperti Megawati dan SBY untuk tidak terlalu melibatkan diri dalam urusan politik.
Baca juga: JK Ungkap Sudah Lebih dari 6 Bulan Tak Berkomunikasi dengan Presiden Jokowi
Apalagi mengingat Jokowi telah memasuki babak akhir pemerintahnya.
"Menurut saya, presiden itu seharusnya seperti Bu Mega dulu, SBY, begitu akan berakhir maka tidak terlalu melibatkan diri dalam suka atau tidak suka, dalam perpolitikan itu. Supaya lebih demokratis lah," tuturnya.
Sebelumnya para petinggi parpol pendukung pemerintah diundang oleh Jokowi ke Istana Negara, Jakarta, Selasa (2/5/2023) malam.
Mereka di antaranya Plt Ketum PPP Muhamad Mardiono, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.