Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jelaskan Dampak Negatif Cawe-cawe Jokowi di Pilpres 2024, Pengamat: Merusak Kepercayaan Publik

Pernyataan Jokowi akan cawe-cawe di Pilpres 2024 akan berdampak negatif terhadap netralitas institusi.

Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Erik S
zoom-in Jelaskan Dampak Negatif Cawe-cawe Jokowi di Pilpres 2024, Pengamat: Merusak Kepercayaan Publik
Dok. Pribadi
Analis Politik Sekaligus CEO & Founder Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menyebut Presiden Jokowi sedang berupaya menjodohkan Ganjar-Prabowo di Pilpres 2024. 

Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menjelaskan mengenai beberapa dampak negatif dari cawe-cawe yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pertama, Pangi mengatakan, pernyataan Jokowi akan cawe-cawe di Pilpres 2024 akan berdampak negatif terhadap netralitas institusi.

Baca juga: 5 Dampak Negatif Cawe-cawe Jokowi di Pilpres 2024 Menurut Pengamat

"Campur tangan Jokowi dapat mengaburkan garis pemisah antara kekuasaan eksekutif dan lembaga negara lainnya," kata Pangi, melalui keterangan pers tertulis, Jumat (2/6/2023).

Kedua, kata Pangi, campur tangan Jokowi dalam menentukan penerusnya bisa mengurangi pluralitas politik dan partisipasi warga negara.

Sebab, ia menjelaskan, dalam demokrasi yang sehat, rakyat seharusnya memiliki kebebasan untuk memilih calon presiden sesuai dengan preferensi mereka.

"Namun, jika presiden saat ini memiliki pengaruh yang besar dalam menentukan calon, hal itu dapat membatasi pilihan politik warga negara atas munculnya kandidat potensial dan merampas hak mereka untuk terlibat secara aktif dalam proses politik," jelas Pangi.

Berita Rekomendasi

Ketiga, disebutkannya, campur tangan Jokowi dalam Pilpres 2024 dapat menimbulkan kekhawatiran tentang akumulasi kekuasaan yang berlebihan.

Baca juga: NasDem Soroti Cawe-cawe Jokowi: Presiden Harus Bisa Tunjukkan Kenegarawanan, Tidak Berpihak

Jelasnya, dalam demokrasi penting untuk memastikan adanya pemisahan kekuasaan yang jelas antara lembaga eksekutif, legislatig, dan yudikatif.

Keempat, lanjut Pangi, campur tangan Jokowi dapat merusak kepercayaan publik (distrust) terhadap proses pemilihan dan integritas lembaga-lembaga terkait.

Pangi menututkan, jika masyarakat merasa bahwa proses pemilihan tidak adil dan terdistorsi karena campur tangan presiden, maka mereka dapat kehilangan kepercayaan pada sistem politik dan pemimpin yang dipilih.

"Ini dapat menghasilkan ketidakstabilan sosial dan politik, serta mengurangi legitimasi pemerintah yang akan datang," ucap pengamat politik itu.

Baca juga: Soal Cawe-cawe Pemilu, Mahfud MD: Anies Baiknya Kompakan Koalisi, Biar Nggak Dijegal Internal

Terakhir, Pangi mengatakan, campur tangan Presiden Jokowi di Pilpres 2024 berpotensi menyebabkan stagnansi karena pembatasan inovasi politik.

"Calon-calon yangm mungkin memiliki visi baru, gagasan inovatif, atau perspektif yang berbeda mungkin akan terhalang oleh pengaruh presiden saat ini," kata Pangi.

"Hal ini dapat menghambat perkembangan demokrasi dan mencegah perubahan yang diperlukan untik memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang terus berubah dan dinamis," sambungnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas