Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Koalisi Perubahan Akui Penjegalan Terasa, Pengamat: Mau Dibawa ke Mana Demokrasi Kita

Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) sebut ada penjegalan politik jelang Pilpres 2024, pengamat tegaskan penjegalan dalam politik itu haram.

Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Koalisi Perubahan Akui Penjegalan Terasa, Pengamat: Mau Dibawa ke Mana Demokrasi Kita
istimewa
Analis Politik Sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago. Pangi Syarwi Chaniago angkat bicara terkait pengakuan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) soal ada penjegalan politik jelang Pilpres 2024 dari pihak oposisi mulai terasa. Pangi mengatakan, penjegalan dalam politik itu haram. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago angkat bicara terkait pengakuan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

Koalisi pengusung capres Anies Baswedan itu mengakui penjegalan politik jelang Pilpres 2024 dari pihak oposisi mulai terasa.

Menanggapi hal itu, Pangi mengatakan, penjegalan dalam politik itu haram.

Menurutnya, pihak oposisi seharusnya mengalahkan Anies di pertarungan resmi, yakni Pilpres 2024.

"Mending dia fair aja, maksudnya kalahkan Anies itu di gelanggang pertarungan. Jangan dijegal tidak bisa masuk gelanggang," kata Pangi, kepada Tribunnews.com, Jumat (9/6/2023).

Baca juga: Mahfud MD dan Puan Sempat Masuk Daftar Cawapres Anies, Kini Mengerucut ke Khofifah?

Terkait pengakuan penjegalan KPP itu, Pangi menyebut, demokrasi Indonesia tidak berkualitas.

"Jadi kalau orang enggak masuk gelanggang, diakuisisi, dieliminasi, dijegal atau Partai Demokratnya dirampok, kemudian Aniesnya tidak bisa maju sebagai capres, itu kan mau dibawa kemana demokrasi kita. Enggak berkualitas," ucapnya.

Berita Rekomendasi

Menurutnya, penjegalan dalam bentuk apapun tidak perlu dilakukan.

Sebab, praktik penjegalan membuat jalannya pesta rakyat lima tahunan itu dicampuri rasa ketidakadilan.

"Memang membuat enggak adil, enggak fair. Jadi untuk apa penjegalan ini. Ini enggak baik untuk demokrasi. Lebih baik ya kalahkan aja di pertarungan. Jangan dijegal."

Sebelumnya, Juru Bicara Anies Baswedan di Tim 8 Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Sudirman Said angkat bicara soal penjegalan terhadap pihaknya jelang Pilpres 2024.

Sudirman mengatakan, ia tak mau ambil pusing soal ramainya isu penjegalan yang mulai dirasakan. 

Sehingga, pihaknya tidak juga memikirkan untuk membalas penjegalan itu.

"Kalau penjegalan hanya dicounter dengan wapres (untuk Anies) nggak cukup itu. Kan penjegalan harusnya seimbang pakai penjegalan juga. Tapi kita nggak mau jegal juga," kata Sudirman, dalam konferensi pers di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Rabu (7/6/2023)

Juru bicara capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan, Sudirman Said.
Juru bicara capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan, Sudirman Said. (YouTube Bambang Widjajanto)

Sudirman mengatakan, isu penjegalan yang diterima koalisi pengusung capres Anies lebih baik dijadikan sebagai sebuah tantangan perjuangan dan mendapat simpati dari masyarakat.

"Biarkan masyarakat menilai dan biasanya orang kalau disakiti itu dapat simpati rakyat. Siapa tau ini jalan tuhan untuk menuai simpati dari masyarakat," ujar Sudirman.

Lebih lanjut, Sudirman meyakini jika suatu saat penjegalan terhadap Anies benar terbukti terjadi.

Hal itu, katanya, akan menimbulkan dampak negatif dan menciptakan reaksi simpati dari masyarakat, yang diharapkan menjadi jalan kemenangan.

"Wong waktu kampanye dibantu, waktu menteri dibantu, waktu gubernur dibantu ko masa seperti ini? Ini kan menimbulkan reaksi negatif dari masyarakat. Jadi kita berdoa mudah-mudahan hikmah dari tantangan - tantangan ini adalah jalan bagi kemenangannya Anies," kata Sudirman Said.

Baca juga: Respons Kabar Upaya Penjegalan Anies Baswedan Lewat PKS, NasDem: Kami Solid

Sebelumnya, isu penjegalan yang menerpa Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) pengusung Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan disebut mulai terasa. 

Hal itu diakui Jubir Capres di Tim Delapan KPP, Sudirman Said, dalam konferensi pers, di markas Koalisi Perubahan, Jalan Brawijaya X Nomor 46, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (7/6/2023).

"Saya kira sudah terlalu banyak orang yang mengatakan bahwa ada upaya untuk membuat anies tidak bisa maju," kata Sudirman, di Jakarta, Rabu ini.

Sudirman menerangkan, hal itu diakuinya karena banyak pendapat masyarakat yang sudah melihat dinamika politik saat ini.

Terutama isu negatif terhadap upaya majunya mantan Gubernur DKI Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Baca juga: Respons Sudirman Said Penjegalan Anies Baswedan, PKS: Kami Tahan Uji dari Godaan Jabatan dan Uang

Ia menyebut, satu di antaranya perihal isu dugaan korupsi Formula E yang diusut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kerap mencuat ke publik. 

Meskipun, hingga saat ini belum terbukti adanya dugaan pelanggaran pidana yang dilakukan Anies Baswedan.

"Walaupun 19 kali gelar perkara itu tidak ada bukti itu dan dicari hal-hal yang mboten-mboten lainnya," kata Sudirman.

Tak hanya soal Anies, Sudirman juga mengatakan, ada beberapa cobaan yang juga menimpa partai pengusung, mulai dari Partai Demokrat yang tengah ramai dibicarakan soal upaya peninjauan kembali (PK) putusan Mahkamah Agung (MA) dari kubu Moeldoko.

Selanjutnya, kasus dugaan korupsi proyek BTS yang diusut Kejaksaan Agung (Kejagung), yang melibatkan Menkominfo sekaligus Sekjen Partai NasDem, Johnny G Plate. 

Selain itu, kata Sudirman, PKS juga disebut kerap diisukan digoda sejumlah pihak untuk keluar dari KPP.

"Jadi memang Pak Anies nya maupun Partai-partai koalisinya mengalami iming-iming tarik-tarikan, godaan, tekanan itu terasa. Dan ini bukan kata kami, tapi kata pengamat juga begitu. Jadi pihak ketiga yang di depannya itu mengatakan demikian," ungkap Sudirman.

"Jadi yang di luar saja merasakan itu  Apa lagi kami yg di dalam. Ini memang sesuatu yang nyata, dan ini sebetulnya hal yang ya memang kompetisi begitulah," ungkapnya.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas