Relawan Yakin Anies Baswedan Bisa Bawa Indonesia Masuk 5 Negara Berpengaruh di Dunia
Tim Anies mengakui KTT G20 di Bali tahun lalu telah mempengaruhi posisi Indonesia dengan sangat baik.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Relawan meyakini Anies Baswedan bisa membawa Indonesia masuk ke dalam 5 negara besar dalam yang berpengaruh di dunia, termasuk dari segi ekonomi.
Hal ini disampaikan Koordinator Sahabat Anies Internasional, Robi Nurhadi pada diskusi bertajuk 'Visi Internasional Anies Baswedan' yang diselenggarakan secara virtual, Minggu (18/6/2023).
Baca juga: Visi Internasional Anies Baswedan, Mulai Dari Perdamaian Dunia hingga Tantangan Iklim
Menurutnya, isu internasional dewasa kini bukan hanya menjadi isu di kalangan elit, tapi juga menjadi isu publik.
Isu internasional juga menjadi penting untuk menjadi visi pemimpin RI selanjutnya, sebab WNI tersebar di berbagai dunia.
Baca juga: Harap Cawapres Anies Segera Diumumkan, Demokrat: Koalisi Perubahan Perlu Bentuk Tim Nasional
"Indonesia di era pak Anies memungkinkan tidak lagi sebagai kelompok yang mengekor, tapi akan menjadi yang mempengaruhi dari dekat dengan siapapun negara pengendali, atau bahkan menjadi negara pengendali," ujar Robi.
Tim Anies mengakui KTT G20 di Bali tahun lalu telah mempengaruhi posisi Indonesia dengan sangat baik.
Akan tetapi ia meyakini di era Anies Baswedan memungkinkan bagi Indonesia untuk masuk dalam 5 negara besar dari sisi ekonomi maupun pengaruh.
Robi mengatakan Indonesia di era Anies akan memastikan tidak lagi hanya melakukan pendekatan secara umum (keamanan dan kesejahteraan), tapi juga tentang iklim.
"Ini bermakna bahwa Indonesia akan melakukan suatu pendekatan baru yang disebut dengan pendekatan lingkungan," ujarnya.
Baca juga: Yakin AHY Bisa Menangkan Anies, Demokrat Persilakan Kalau Mau Dibanding-bandingkan
Menurutnya ini menjadi kabar baik, sebab jika hanya melakukan pendekatan keamanan akan membuat situasi selalu tegang, genting, bahkan memicu terjadinya perang.
Atau jika hanya melakukan pendekatan kesejahteraan, menurutnya investasi dan perdagangan bukan hanya sekedar untung dan rugi.
"Jadi harus dipastikan bahwa keamanan kedamaian keseimbangn lingkungan itu terjaga," ujarnya.