Perbandingan Elektabilitas 5 Cawapres Ganjar Pranowo, Erick Thohir Jadi Sosok Top of Mind
Simak perbandingan elektabilitas lima cawapres Ganjar Pranowo menurut survei terbaru Indikator dan LSI.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Menurut survei simulasi 24 nama cawapres yang dilakukan LSI, Andika Perkasa berada di peringkat kesembilan dengan elektabilitas 1,6 persen.
Elektabilitasnya naik hampir dua kali lipat pada simulasi 12 nama, yaitu 3 persen.
Sementara itu, Andika Perkasa tak termasuk pada survei simulasi tujuh nama cawapres.
Lalu, untuk survei simulasi tiga pasangan yang dilakukan Indikator dan LSI, nama Andika sama-sama tak muncul sebagai cawapres, baik untuk Prabowo, Anies, maupun Ganjar.
Baca juga: Cak Imin Jadi Cawapres Ganjar Syarat PKB ke PDIP Bila Berkoalisi
4. Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Seperti Andika Perkasa, AHY juga tak masuk cawapres yang menurut publik lebih didukung Jokowi menurut Indikator.
Tetapi, peringkat dan elektabilitasnya lebih tinggi dibandingkan Andika pada simulasi 22 nama cawapres dan simulasi 17 nama.
Pada simulasi 22 nama cawapres, AHY menempati peringkat keempat dengan elektabilitas 11,4 persen.
Lalu, pada simulasi 17 nama, ia memperoleh elektabilitas sebesar 11,6 persen dan juga menduduki urutan keempat.
Untuk simulasi lima nama cawapres, AHY lagi-lagi menempati peringkat keempat dengan perolehan 12,5 persen.
Pada simulasi tiga pasangan, nama AHY terus muncul berpasangan dengan Anies Baswedan.
Meski demikian, hasil elektabilitas keduanya hanya berada di urutan ketiga.
Seperti hasil survei Indikator, nama AHY di survei LSI juga menduduki peringkat keempat pada simulasi 24 nama, 12 nama, dan tujuh nama.
Masing-masing elektabilitas AHY dalam simulasi itu adalah 9,5 persen, 10 persen, dan 10,8 persen.
Untuk simulasi tiga pasangan, lagi-lagi AHY dianggap paling pantas mendampingi Anies menurut survei LSI.
Tetapi, menurut survei LSI, elektabilitas keduanya juga rendah, yaitu sebesar 19,7 persen.
5. Muhaimin Iskandar
Dibandingkan keempat cawapres lainnya, elektabilitas Muhaimin Iskandar alias Cak Imin adalah yang paling rendah.
Pada dua simulasi nama cawapres yang digelar Indikator, nama Cak Imin bahkan tak masuk 10 besar.
Di simulasi 22 nama cawapres, Cak Imin berada di urutan ke-11 dengan elektabilitas 0,8 persen.
Namanya merosot ke urutan ke-12 pada simulasi 17 nama cawapres dengan elektabilitas 0,7 persen.
Hal ini membuat nama Cak Imin tak muncul dalam simulasi lima nama cawapres.
Meski demikian, nama Cak Imin menempati peringkat delapan pada survei cawapres yang menurut publik lebih didukung Jokowi dengan elektabilitas 0,9 persen.
Lalu, pada simulasi tiga pasangan, nama Cak Imin muncul sekali.
Ia dinilai menjadi salah satu sosok yang cocok mendampingi Prabowo Subianto.
Namun, elektabilitas duet Prabowo-Cak Imin sebesar 32,7 persen, kalah dari duet Ganjar-Erick yang 37,6 persen.
Hasil serupa juga terjadi pada survei LSI.
Nama Cak Imin tak bisa melampaui keempat cawapres lainnya.
Pada simulasi 24 nama cawapres, ia menempati urutan ke-14 dengan elektabilitas 1 persen.
Lalu, ia berada di peringkat paling akhir dengan elektabilitas 1,3 persen pada simulasi 12 nama.
Di simulasi tujuh nama menurut LSI, Cak Imin juga tak masuk dalam daftar.
Kendati demikian, ia lagi-lagi dianggap menjadi sosok paling potensial mendampingi Prabowo, berdasarkan simulasi tiga pasangan.
Tetapi, elektabilitas duet keduanya juga berada di bawah Ganjar-Erick, seperti menurut Indikaor.
Duet Prabowo-Cak Imin memperoleh elektabilitas 30,7 persen, sedangkan Ganjar-Erick 34 persen.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Milani Resti Dilanggi)