Denny Siregar Buat Polling Capres di Twitter, Hasilnya Prabowo Unggul 55 Persen, Ganjar 45 Persen
Pegiat Media Sosial Denny Siregar membuat polling di laman akun Twitter-nya @Dennysiregar7.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pegiat Media Sosial Denny Siregar membuat polling di laman akun Twitter-nya @Dennysiregar7.
Polling tersebut terkait simulasi Pilpres yang menyisakan dua kandidat yakni Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
“Mau bikin survey ah. Seandainya nanti pendaftaran Pilpres Anies out, tinggal 2 paslon @ganjarpranowo vs @prabowo, kalian mo pilih yang mana?” tulis akun Twitter @Dennysiregar7 pada Sabtu, (29/7/2023).
Hasilnya, dalam polling tersebut responden sebanyak 55 persen memilih Prabowo ketimbang Ganjar yang mendapatkan polling sebanyak 45 persen.
Ribuan celoteh komentar warganet pun bertaburan dan tak sedikit yang menunjukkan dukungannya kepada Prabowo.
“Aku pilih Prabowo aja kalau mmg ada 2. Karena bang deni preferensinya kelihatan banget ke ganjar. Terlihat sering jelek-jelekin prabowo," tulis akun @asticip.
“Saya asli sragen, dulu dukung pak Jokowi 2 periode. Sekarang waktunya dukung Pak prabowo," tulis akun @arielckepz.
“Terlihat Jelas Prabowo Yang unggul, Pantaas Yang Menggantikan Sosok Pak Jokowi," tulis akun @adaapaaja21.
“Walau 2014/2019 pilih pk jokowi, 2024 sprtnya lbh sreg pilih pak prabowo dr pd pk ganjar. Mungkin 2024 ucapan Almarhum GUSDUR
terbukti, prabowo akan jd presiden di usia tua nya,” tulis akun @asyari_hsn1.
Jokowi Effect Berikan Bonus Elektabilitas Prabowo
Sebelumnya Lembaga Survei Nasional (LSN) menyatakan efek Presiden Jokowi atau Jokowi Effect mempengaruhi elektabilitas Prabowo Subianto.
Terlebih, Jokowi dan Prabowo kerap terlihat bersama, seolah menjadi sinyal endorsement atau dukungan Jokowi kepada Prabowo.
Berdasarkan hasil temuan LSN, Jokowi Effect tersebut menjadikan bonus terhadap elektabilitas Prabowo.
Sebab, kini banyak pemilih PDIP yang mulai mendukung Prabowo Subianto.
"Selain dari basis massa Jokowi, Prabowo juga memperoleh bonus elektabilitas dari konstituen PDI Perjuangan," kata Direktur Eksekutif LSN Gema Nusantara Bakry saat menyampaikan hasil surveinya secara daring, Rabu (26/7/2023).
Kendati demikian kata Gema, memang sejatinya persentase pemilih PDIP yang mendukung Ganjar masih lebih besar dibanding yang bermigrasi ke Prabowo.
Namun, kata dia, jumlah dukungan kepada Ganjar itu terus melemah, sementara terhadap Prabowo Subianto menguat.
Baca juga: Pengamat: Presiden Jokowi Tengah Menyiapkan Momentum untuk Prabowo Subianto
"Dalam setahun terakhir persentase konstituen PDIP yang memilih Ganjar terus menurun, sementara yang menjatuhkan pilihan pada Prabowo semakin membesar," kata dia.
"Saat ini sudah lebih dari 38,0 persen konstituen PDIP yang bermigrasi ke Prabowo dan tinggal 45,3 persen yang masih bertahan di kubu Ganjar," lanjut Gema.
Dukungan dari pemilih PDIP itu kata dia, makin diperkuat dengan adanya segelintir elite PDIP yang secara terbuka memberi sinya dukungan kepada Prabowo, di antaranya Effendi Simbolon dan Budiman Sudjatmiko.
Dengan begitu, Gema meyakini kalau mulai adanya pemilih PDIP yang mendukung Prabowo karena adanya efek dari Presiden Jokowi.
"Mengapa basis massa Jokowi dan konstituen PDI Perjuangan banyak yang mengalihkan dukungannya ke Prabowo? Selain faktor Jokowi Effect, banyak di antara mereka yang merasa lebih nyaman bernaung di bawah panji Prabowo daripada berlindung di kandang banteng," kata dia.
Sebagai informasi, survei bertajuk 'Dinamika Peta Dukungan terhadap Tiga Capres Papan Atas dan Arah Dukungan Massa Jokowi Jelang Pemilu 2024' itu dilakukan pada periode 10 sampai 19 Juli 2023 di 34 provinsi di seluruh Indonesia.
Populasi dari survei ini adalah seluruh Warga Negara Indonesia yang telah berumur minimal 17 tahun (memiliki e-KTP).
Adapun jumlah sampel yang dilibatkan dalam survei ini ada sebanyak 1420 responden yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak berjenjang (multistage random sampling).
Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara tatap muka dengan responden dipandu kuesioner. Sedangkan ambang kesalahan margin of error (MoE) sebesar kurang lebih 2,6 persen dengan tingkat kepercayaan (level of confidence) 95 persen.
Validasi data mengacu pada data kependudukan yang dikeluarkan BPS.