Sandiaga Uno Tak Ingin Ngemis jadi Cawapres Ganjar: Jangan Minta-minta Jabatan, Malu
Sandiaga Uno mengaku tak berharap banyak bisa jadi cawapres Ganjar Pranowo. Ia pun menegaskan ogah mengemis untuk meminta jabatan.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Endra Kurniawan
Menurutnya, banyak kandidat lebih senior yang lebih cocok menjadi pasangan Ganjar.
"Waduh, ya jangan lah. Saya 'kan bukan siapa-siapa. Takutnya nanti malah Pak Ganjar kalah gara-gara saya, 'kan repot," tolak Gibran.
"Jangan, jangan. Yang senior-senior saja," imbuhnya.
Baca juga: Sandiaga Uno Minta Kader PPP di Banten Mampu Manfaatkan Media Sosial Sebagai Alat Kampanye
Bacawapres Ganjar
Sebelumnya, Puan Maharani sempat membeberkan sosok bacawapres Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024 mendatang.
Puan mengatakan bacawapres Ganjar sudah mengerucut ke lima nama, termasuk Sandiaga Uno dan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
"Sekarang sudah mengerucut lima, salah satunya Cak Imin," kata Puan usai menghadiri peringatan Harlah ke-25 PKB di Stadion Manahan, Kota Solo, Jawa Tengah, Minggu (23/7/2023).
"(Ada) Pak Sandiaga, Pak Erick Thohir, Pak Andika, Mas AHY, Cak Imin," tambahnya.
Diketahui, Ganjar telah bertemu Cak Imin di sebuah kafe di Jakarta Selatan pada Jumat (18/8/2023).
Dalam pertemuan itu, Ganjar memberi hadiah Lovebird bertubuh hijau dan berkepala merah untuk Cak Imin.
Hadiah itu dianggap sebagai kode keras dari PDIP kepada PKB agar merapat mendukung Ganjar.
"Ini adalah kode keras dan kode alam ketika pertemuan Ganjar dengan PKB bukan tidak mungkin sebagai sebuah upaya mengajak PKB bisa maju bersama Ganjar dan PDIP memenangkan pertarungan di Pilpres yang kesekian kalinya bareng PKB," terang Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, di tayangan KompasTV, Sabtu (19/8/2023).
Apalagi, PKB memiliki kekuatan karena partai ini adalah replika politik dari Nahdlatul Ulama (NU).
Ia mampu mengorkestrasi dan mengonsolidasi kekuatan basis politik kalangan NU.
"Suka tidak suka, PKB itu adalah adalah anak kandung yang dilahirkan dari Nahdlatul Ulama," tandas Adi.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Reza Deni/Fransiskus Adhiyuda/Milani Resti/Galuh Widya W, Kompas.com/Rasyid Ridho)