Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bicara Mahalnya Biaya Pemilu, Mahfud MD Dorong WNI di Luar Negeri Gunakan Hak Pilih pada 2024

Biaya pemilu besar, Mahfud MD minta masyarakat Indonesia di luar negeri untuk menggunakan hak suaranya dalam Pemilihan Umum (Pemilu)

Penulis: Gita Irawan
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Bicara Mahalnya Biaya Pemilu, Mahfud MD Dorong WNI di Luar Negeri Gunakan Hak Pilih pada 2024
Tim Humas Kemenko Polhukam RI
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD saat berdialog dengan masyarakat Indonesia di Korea Selatan di Wisma Duta, kompleks KBRI, Seoul pada Rabu malam (30/8/2023). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD berbicara soal besarnya biaya pemilu.

Untuk itu, ia mendorong masyarakat Indonesia di luar negeri untuk menggunakan hak suaranya dalam Pemilihan Umum (Pemilu) dan mensukseskan pesta demokrasi yang akan berlangsung pada bulan Februari tahun 2024 mendatang.

Hal tersebut disampaikannya saat berdialog dengan masyarakat Indonesia di Korea Selatan di Wisma Duta, kompleks KBRI, Seoul pada Rabu malam (30/8/2023). 

"Kepada penyelenggara Pemilu seperti PPLN yang hadir di sini, kampanyekan pada rakyat bahwa Pemilu itu mahal, karena demi demokrasi, integrasi, dan nomokrasi, kita bersedia mengeluarkan dana besar untuk menyelenggarakan Pemilu," kata Mahfud dalam keterangan resmi Tim Humas Kemenko Polhukam RI pada Kamis (31/8/2023). 

Ia mengatakan Pemilu dengan biaya yang mahal dilaksanakan secara terjadwal karena pemerintah konsisten menjaga agar demokrasi di Indonesia berjalan dengan baik. 

Mahfud juga mencontohkan pengalamannya ketika berkunjung ke sebuah negara di Eropa Timur pada tahun 2007. 

Saat itu, kata dia, jumlah masyarakat Indonesia di negara itu sangat sedikit, akan tetapi pemerintah Indonesia tetap menyelenggarakan Pemilu dengan biaya yang tidak kecil. 

Berita Rekomendasi

"Orang Indonesia di negara itu hanya delapan belas, termasuk duta besarnya, tapi kita tetap laksanakan Pemilu disana dengan biaya yang tidak kecil," kata Mahfud. 

"Bayangkan, untuk 18 suara saja, negara harus keluar sampai 500 juta misalnya untuk menggelar Pemilu, apalagi di Korsel ini yang suaranya mencapai 26 ribu lebih seperti kata pak Dubes tadi," kata Mahfud.

Dalam sesi dialog, Mahfud menjawab pertanyaan mahasiswa tentang respons anak muda yang diduga tidak akan antusias mengikuti Pemilu karena kualitas para calon, termasuk calon legislatif. 

Mahfud menjawab bahwa berdasarkan data yang dimilikinya, pemilih usia muda justru akan berperan penting pada Pemilu tahun depan. 

"Dan jangan lupa, Pemilu memang tidak untuk mencari pemimpin yang sungguh-sungguh ideal dan sempurna, dimana pun itu tidak akan didapatkan," kata Mahfud. 

Baca juga: Cak Imin Minta Kader PKB Sasar Pemilih Muda Untuk Dongkrak Suara di Pemilu 2024

Pemilu, kata dia, adalah untuk mencari pemimpin terbaik di antara para calon yang ada, yang mungkin saja dinilai jelek oleh pemilih.

Selain itu, menurutnya Pemilu juga untuk menghindari orang jahat menjadi pemimpin. 

"Tapi apa pun pilihan anda, suara anda sangat menentukan nasib dan masa depan bangsa, karena itu anda tidak boleh golput," kata Mahfud.

Dalam kegiatan tersebut, Mahfud didampingi Duta Besar Republik Indonesia di Seoul Gandi Sulistiyanto. 

Gandi memaparkan bahwa Daftar Pemilih Tetap atau DPT di Korsel tergolong besar yakni mencapai 26.850 orang.

"Oleh karena itu, arahan dan penjelasan dari pak Menko Polhukam ini amat lah penting, untuk memberikan pemahaman jelang Pemilu, khususnya kepada masyarakat kita di Korsel," kata Gandi. 

Kegiatan itu juga dihadiri Wakil Kepala Perwakilan KBRI Seoul, Sekretaris Kemenko Polhukam, Deputi Bidang Koordinasi Luar Negeri Kemenko Polhukam, Staf Khusus Menko Polhukam, dan pejabat dari KBRI serta Kementerian Luar Negeri.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas