Pengamat: Koalisi dengan PDIP Bisa Terjadi asal SBY dan Megawati Mau Lupakan Masa Lalu
Keadaan itu bisa terjadi jika Ketua Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat SBY dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bisa bertemu.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menyatakan, kemungkinan Partai Demokrat menjalin kerja sama politik dengan Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDIP) besar terjadi di Pemilu 2024.
Akan tetapi kata Jamiluddin, keadaan itu bisa terjadi jika Ketua Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bisa bertemu.
Sebab, jika kedua tokoh politik tanah air itu bertemu, maka keduanya sudah melupakan permasalahan di masa lalu.
"Partai Demokrat bisa saja berkoalisi dengan PDIP. Peluang itu dapat terwujud bila Megawati Soekarno Putri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mau melupakan masa lalu," kata Jamiluddin dalam keterangan tertulisnya kepada Tribun, Kamis (7/9/2023).
Terlebih, kemungkinan kerja sama itu terjadi karena, baik SBY maupun Megawati sama-sama pengin memenangkan Pemilu 2024.
Kepentingan itu lah yang dinilai Jamiluddin, bisa menggugurkan permasalahan keduanya di masa lampau.
"Untuk itu, kedua tokoh ini kemungkinan bersatu untuk mengalahkan Prabowo dan Anies Baswedan. Kepentingan ini bisa saja mengalahkan persoalan pribadi mereka selama ini," ujar Jamiluddin.
Bahkan kata dia, tidak menutup kemungkinan kalau capres dari PDIP yakni Ganjar Pranowo diduetkan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Hal itu dinilai Jamiluddin, akan semakin membesarkan kans Demokrat untuk bergabung dengan PDIP.
"Sebab, duet ini juga kompetitif, apalagi bila dihadapkan dengan pasangan Anies-cak Imin serta Prabowo," tukas dia.
Lampu Hijau dari PDIP Disambut Demokrat
Partai Demokrat memberikan respons, soal terbukanya pintu dari PDIP untuk menjalin kerja sama politik usai menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan dan mencabut dukungan untuk Anies Baswedan sebagai capres.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Jansen Sitindaon menyatakan, sinyal lampu hijau yang diberikan oleh PDIP kepada Partai Demokrat itu tentu akan dijadikan pembahasan pihaknya.
Terlebih, saat ini Demokrat sedang tidak menjalin kerja sama dengan partai politik manapun untuk menyongsong Pemilu dan Pilpres 2024.
"Tentu lampu hijau di publik yang sudah disampaikan teman-teman PDIP ini akan jadi pembahasan bagi kami untuk menentukan langkah berikutnya," kata Jansen dalam keterangannya, Rabu (6/9/2023).
Kendati begitu kata Jansen, sejauh ini pihaknya masih terus melakukan konsolidasi di internal partai.
Setelah sebelumnya Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengumpulkan pengurus DPP Demokrat, kekinian, giliran para ketua DPD Demokrat se-Indonesia yang dikumpulkan oleh AHY.
"Jadi di internal, sekarang kita semua sedang bekerja membahas untuk melangkah kerjasama yang baru ini," ujar dia.
Secara finalnya Jansen menyatakan, belum ada keputusan apapun yang ditetapkan oleh Partai Demokrat.
Namun, dirinya meyakini, jika memang partai berlogo mercy itu bergabung dengan PDIP, maka akan menunjukkan arah yang baik bagi politik bangsa Indonesia.
"Tapi prinsipnya jika kerjasama ini (Demokrat dan PDIP) terjadi, hasilnya akan sangat baik untuk publik, masyarakat dan bangsa kita," tukas dia.