Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat Sebut Suara Warga NU Akan Terbelah, Singgung Peluang Dukungan Nahdliyin ke Anies-Muhaimin

Pengamat sebut kemungkinan besar suara NU atau warga Nahdliyin akan terbelah dan solid ke satu capres.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Pengamat Sebut Suara Warga NU Akan Terbelah, Singgung Peluang Dukungan Nahdliyin ke Anies-Muhaimin
Youtube Najwa Shihab
Anies dan Cak Imin di Narasi TV, Senin (9/4/2023). Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyebut kemungkinan besar suara NU atau warga Nahdliyin akan terbelah dan solid ke satu capres. Sehingga, suara warga Nahdliyin di PKB tidak akan solid mendukung pasangan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden (bacapres-bacawapres) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyebut kemungkinan besar suara NU atau warga Nahdliyin akan terbelah dan solid ke satu capres.

Sehingga, suara warga Nahdliyin di PKB tidak akan solid mendukung pasangan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden (bacapres-bacawapres) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Dia menjelaskan, secara statistik 85 persen penduduk Indonesia beragama Islam, dan sebanyak 40-45 persen mengaku sebagai bagian dari Nahdatul Ulama (NU).




"Lalu kalau lihat suara PKB di Pemilu 2019 sebesar 9,69 persen. Jadi kalau ada 45 persen bagian dari NU dan mayoritas jadi ada sekitar 35 persen tidak memilih PKB namun ke partai lain," kata Adi di Jakarta, Rabu (6/9/2023).

Dia mengatakan, dari suara PKB sebesar 9,69 persen itu tidak bisa dikonversikan kepada Muhaimin. Mengapa begitu?

Karena elektabilitas Muhaimin hanya 1-2 persen sehingga ada gap antara pemilih PKB dengan Muhaimin.

"Ada jarak pemilih PKB yang tidak memilih Muhaimin. Dan pemilih NU tidak harus memilih Muhaimin," ujarnya.

BERITA TERKAIT

Dia menilai ada beberapa penyebab pemilih NU tidak memilih Muhaimin, pertama, masih kalah tenar dengan nama-nama bacapres lain seperti Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

"Muhaimin masih kalah tenar dengan nama-nama lain karena basis pemilih PKB misalnya lebih memilih Ganjar. Karena orang NU dengan PDI Perjuangan memiliki hubungan yang bagus," katanya.

Kedua menurut dia, warga NU mulai mendukung Prabowo karena terindikasi calon tersebut dekat dengan Jokowi.

"Sebelum deklarasi Anies-Muhaimin, Gerindra berkolaborasi dengan PKB namun setelah pisah, apakah Prabowo tetap mendapat dukungan dari warga NU atau tidak," katanya.

Baca juga: Cak Imin Bicara Soal Pemeriksaannya Hari ini di KPK

Karena itu menurut Adi, menjadi tantangan bagi Muhaimin sebagai cawapres pendamping Anies untuk mengkonsolidasikan kekuatan politik NU dan PKB.

Langkah itu menurut Adi sangat penting karena kondisi PKB dengan PBNU terlihat berkonflik sehingga akan berpengaruh terhadap perolehan suara partai tersebut.

"Dalam kondisi solid (PKB-PBNU) perolehan suara PKB 9,6 persen. Lalu sekarang PKB itu terlihat berkonflik dengan PBNU," katanya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas