Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Profil Tokoh yang Dulu Berlawanan dengan Prabowo dan Kini Dukung, Aktivis 98 hingga Tokoh Intelijen

Tokoh tersebut beragam, pendukung militan Jokowi di Pilpres 2019 yakni Immanuel Ebenezer, aktivis 98 Budiman Sudjatmiko hingga tokoh intelijen

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Profil Tokoh yang Dulu Berlawanan dengan Prabowo dan Kini Dukung, Aktivis 98 hingga Tokoh Intelijen
Kolase TribunJateng/ist
Kolase foto Prabowo Subianto dan Budiman Sudjatmiko saat Deklarasi Prabowo-Budiman Bersatu (Prabu) di Marnia Convention Center, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (18/8/2023). Berikut ini profil sejumlah tokoh yang dulu berseberangan arah politik dengan Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 namun kini memberikan dukungan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berikut ini profil sejumlah tokoh yang dulu berseberangan arah politik dengan Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 namun kini memberikan dukungan.

Tokoh tersebut beragam, mulai dari pendukung militan Jokowi di Pilpres 2019 yakni Immanuel Ebenezer, aktivis 98 Budiman Sudjatmiko hingga tokoh intelijen AM Hendropriyono.

Immanuel Ebenezer resmi mendukung Prabowo Subianto sebagai Capres pada Pilpres 2024. Saat ini ia adalah Ketua Umum Prabowo Mania 08.

Baca juga: Profil Sudirman Said, Pernah Dukung Jokowi dan Prabowo, Kini Dukung Anies Baswedan di Pilpres 2024

Sebelum menyatakan dukung Prabowo, Immanuel Ebenezer merupakan pendukung militan Joko Widodo (Jokowi), dirinya menjadi Ketua Umum JoMan saat pemilihan umum Presiden Indonesia 2019.

Sosok Immanuel Ebenezer

Pria yang karib disapa Noel ini merupakan pendukung militan Joko Widodo (Jokowi), dirinya menjadi Ketua Umum JoMan saat pemilihan umum Presiden Indonesia 2019.

Pria kelahiran Riau 22 Juli 1975 ini juga dikenal sebagai seorang politikus, birokrat, dan aktivis Indonesia.

Diketahui dirinya meraih gelar Sarjana Sosial pada Universitas Satya Negara Indonesia pada tahun 2004.

BERITA REKOMENDASI

Immanuel Ebenezer juga pernah diangkat sebagai sebagai Komisiaris Utama PT Mega Eltra, anak perusahaan BUMN, pada Juni 2021.

Ketua Umum Jokowi Mania (JoMan) Immanuel Ebenezer saat jumpa pers di Kawasan Jakarta Selatan, Kamis (9/2/2023). (Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra)

Namun pada akhirnya dirinya dicopot dari jabatannya tersebut pada 23 Maret 2022.

Baca juga: PAN Tegaskan Koalisi Indonesia Maju Solid Dukung Prabowo: Insyaallah Tidak Ada Pengkhianatan

Sebelum dicopot, yakni pada 23 Februari 2022, ia menjadi saksi yang meringankan Munarman dalam sidang kasus tindak pidana terorisme di Pengadilan Negeri Jakarta Timur.

Pihaknya mengatakan menjadi saksi meringankan bagi Munarman atas inisiatif sendiri.


Lantas soal pencopotan dirinya dari kursi Komisaris, sempat tak diketahui alasannya.

Walaupun memang pihaknya mengatakan pencopotannya secara resmi dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Mega Elektra.

Profil Budiman Sudjatmiko

Budiman Sudjatmiko, nama tokoh politik berikutnya yang berubah haluan menjadi pendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Cukup mengejutkan saat Budiman Sudjatmiko terang-terangan memberikan dukungan kepada Prabowo, padahal di Pilpres 2019 keduanya berlawanan arah politik.

Dikutip dari Tribunnewswiki.com, Budiman Sudjatmiko lahir di Cilacap, 10 Maret 1970.

Ia dikenal sebagai seorang politisi dan mantan anggota DPR RI dari PDI Perjuangan.

Mengenai pendidikannnya, Budiman sewaktu kecil menempuh pendidikan dasar di SD Negeri Pengadilan 2 Bogor.

Lalu, ia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Cilacap dan lulus tahun 1986.

Budiman pun melanjutkan di SMA Negeri 5 Bogor dan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, lulus tahun 1989.

Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, Budiman menempuh pendidikan sekolah tinggi di Universitas Gajah Mada.

Tak selesai kuliah di UGM karena sesuatu hal, lalu Budiman melanjutkan pendidikan Ilmu Politik di Universitas London dan Master Hubungan Internasional di Universitas Cambridge, Inggris.

Baca juga: Prabowo Sebut Kurang dari Satu Jam Putuskan Terima Tawaran Jokowi Masuk ke Pemerintahan 

Perjalanan Karier Budiman

Budiman mengawali kariernya sebagai seorang aktivis.

Ketika duduk di bangku kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Budiman Sudjatmiko pernah terlibat dalam gerakan mahasiswa.

Budiman terjun sebagai community organizer yang melakukan proses pemberdayaan politik, organisasi dan ekonomi.

Pada tahun 1996, Budiman mendeklarasikan Partai Rakyat Demokrasi (PRD) Partai Rakyat Demokratik.

Buntut pembentukan partai tersebut, Budiman Sudjatmiko dipenjara oleh pemerintah Orde Baru dan divonis 13 tahun penjara.

Partai Rakyat Demokratik dianggap menjadi dalang yang memicu kerusuhan di Jakarta pada 27 Juli 1996.

Setelah bebas, Budiman Sudjatmiko menempuh studi di bidang Ilmu Politik di Universitas London.

Budiman Sudjatmiko pun melanjutkan kuliah masternya di Universitas Cambridge.

Dukung Prabowo Subianto sebagai Capres 2024

Budiman Sudjatmiko telah mendeklarasikan diri bersama relawan Prabowo Budiman Bersatu (Prabu) di Marina Convention Center, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (18/8/2023).

Budiman menyuarakan dukungannya untuk Prabowo saat masih menyandang status kader PDI Perjuangan.

Di mana saat ini PDIP telah mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (Capres) 2024.

Meski begitu, Budiman mengaku siap menerima sanksi dari PDIP.

“Jangan berandai-andai terkait sanksi. Ini situasi dinamis, saya pikir kalaupun ini berisiko, saya tidak akan lari dari tanggung jawab,” katanya, Jumat (18/8/2023), dilansir TribunJateng.com.

Baca juga: Penuh Hormat, Prabowo Sapa dan Cium Tangan Istri Para Senior di HUT ke-64 PEPABRI

Sosok AM Hendropriyono

Tokoh selanjutnya yang pada Pilpres 2019 berbeda arah politik dan kini dikabarkan dukung Prabowo Subianto adalah tokoh intelijen AM Hendropriyono.

AM Hendropriyono mertua Mantan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa ini, merupakan pendukung Jokowi di Pilpres 2019.

Dukungan AM Hendropriyono kepada Prabowo semakin terlihat saat bersama-sama di Kupang NTT pada Minggu 21 Agustus 2023 lalu menghadiri deklarasi Organisasi Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya (PPIR) mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Hadir dalam deklarasi itu,  Ketua Dewan Penasehat PPIR Mayjen TNI (Purn) Arri Sujono, Jenderal TNI (purn) A. M Hendropiyono, Letnan Jend TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, dan Mayor Jenderal TNI (Purn) Zacky Anwar Makarim.

Kedekatan AM Hendropriyono dengan Prabowo bukan hal baru karena keduanya pernah bertugas bersama  di pasukan elite, Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI.

AM Hendropriyono disebut-sebut sebagai master intel Indonesia.

Memiliki nama lengkap Abdullah Mahmud Hendropriyono, AM Hendropriyono merupakan seorang tokoh senior militer Indonesia.

Sosoknya sangat lekat dengan perkembangan intelijen di Indonesia.

Dirangkum dari Wikipedia, Hendropriyono lahir di Yogyakarta pada 7 Mei 1945.

Ia menjadi Kepala Badan Intelijen Negara pertama dan dijuluki the master of intelligence karena menjadi "Profesor di bidang ilmu Filsafat Intelijen" pertama di dunia.

Hendropriyono juga pernah menjadi Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan dalam Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi Pembangunan dari tahun 1998 hingga 1999.

Di dunia perpolitikan, Hendropriyono dipercaya menjadi Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), terhitung dari tanggal 27 Agustus 2016 hingga 13 April 2018.

Baca juga: Usai Singkirkan Anies Baswedan, Partai Buruh Munculkan Nama Prabowo Sebagai Kandidat Capres 2024

Karier Militer

Berikut jenjang karier militer A.M. Hendropriyono:

  • 1968-1972 - Komandan Peleton Komando Pasukan Khusus TNI-AD di Magelang
  • 1972-1974 - Komandan Kompi Prayuda Kopasandha (Komando Pasukan Sandi Yudha)
  • 1981-1983 - Komandan Detasemen Tempur 13
  • 1983-1985 - Wakil Asisten Personel Kopasandha merangkap sebagai Wakil Asisten Operasi
  • 1985-1987 - Asisten Intelijen Kodam V/Jaya
  • 1987-1991 - Danrem 043/Garuda Hitam Lampung
  • 1991-1993 - Direktur D Badan Intelijen Strategis ABRI
  • 1993-1994 - Direktur A Badan Intelijen Strategis ABRI
  • 1993-1994 - Panglima Kodam V/Jaya
  • 1994-1996 - Komandan Kodiklat TNI AD

Karier Politik

Dalam birokrasi pemerintahan RI, Hendropriyono pernah memangku berbagai jabatan yang berturut-turut.

Yakni ia pernah menjabat sebagai Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan Republik Indonesia (1996-1998), Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan (PPH) dalam Kabinet Pembangunan VII.

Selain itu ia juga dipercaya menjadi Menteri Transmigrasi dan PPH dalam Kabinet Reformasi Pembangunan yang kemudian merangkap sebagai Menteri Tenaga Kerja ad-interim.

Baca juga: Sikap Partai Demokrat, Sebut Tak Mau CLBK tapi Belum Tahu Dukung Ganjar atau Prabowo

Karier Intelijen

Pada periode tahun 2001-2004 sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) di Kabinet Gotong Royong.

Banyak hal yang ia ciptakan di dunia intelegen, mulai dari penggagas lahirnya Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) di Sentul, Bogor, Dewan Analis Strategis (DAS) Badan Intelijen Negara, Sumpah Intelijen, Mars Intelijen.

Hendropriyono juga menetapkan hari lahir badan intelijen, mencipta Logo dan Pataka BIN, mempopulerkan bahwa intelijen sebagai "ilmu" dan menggali "filsafat intelijen", serta menggagas berdirinya tugu Soekarno-Hatta di BIN.

Ketika menjadi Kepala BIN, Hendropriyono juga mendirikan Sekolah Tinggi Intelijen Negara di Sentul, Bogor.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas