Ganjar Tegaskan Tak Punya Sejarah Politik Identitas, Ungkap Kronologi Diajak Muncul di Tayangan Azan
Ganjar Pranowo membeberkan kronologi diajak stasiun televisi swasta terkait tayangan azan yang menjadi sorotan.
Penulis: Nuryanti
Editor: bunga pradipta p
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto, juga menyebut munculnya Ganjar Pranowo dalam tayangan azan Magrib itu bukanlah politik identitas.
Menurutnya, tayangan itu adalah hal positif lantaran dinilainya sebagai ajakan kepada masyarakat agar beribadah lebih giat.
"Tetapi kalau mengajak masyarakat dengan senyum, untuk berdoa bersama, untuk menjalankan salat lima waktu, itu kan hal positif," jelasnya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Sabtu.
Baca juga: Adu Riwayat Pendidikan 4 Kandidat Cawapres Ganjar: Lulusan UGM, George Washington hingga Harvard
Hasto menambahkan, Ganjar merupakan sosok yang religius.
Citra Ganjar itu, kata dia, tidaklah dibuat-buat.
"Sejak dahulu zaman mahasiswa, Pak Ganjar Pranowo ini sosok rajin beribadah, santun, merakyat."
"Itu tidak dibuat-buat, itu suatu yang original yang keluar dari Pak Ganjar Pranowo," imbuh Hasto.
Sebagai informasi, keputusan KPI terkait tayangan azan yang menampilkan sosok Ganjar Pranowo itu diambil pada 13 September 2023 melalui rapat pleno.
Sebelum mengambil keputusan, KPI lebih dulu memanggil pihak stasiun televisi swasta terkait untuk dimintai klarifikasi, Senin (11/9/2023).
Sementara, tayangan azan Magrib yang menampilkan Ganjar Pranowo dikabarkan ada sejak 5 September 2023 di dua stasiun televisi swasta.
Baca juga: Ciri-ciri Bacawapres yang Diidamkan oleh Ganjar Pranowo, Ini Kisi-kisi dari sang Bacapres
Dalam video yang beredar di media sosial, tayangan azan Magrib itu dibuka dengan pemandangan alam Indonesia.
Lalu, muncul Ganjar Pranowo yang menyambut jemaah yang akan salat.
Dengan mengenakan baju koko berwarna putih, peci hitam, dan sarung batik, Ganjar terlihat menyalami dan mempersilakan jemaah yang datang untuk masuk ke masjid.
Ganjar juga muncul saat sedang melakukan wudu sebelum salat, sampai akhirnya ia duduk di saf depan sebagai makmum.
(Tribunnews.com/Nuryanti/Yohanes Liestyo Poerwoto) (Kompas.com/Fitria Chusna Farisa)