Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Prediksi Duet Prabowo-Ganjar di Pilpres 2024, Ini Peta Politiknya Jika Melawan Anies-Cak Imin

Wacana duet Prabowo-Ganjar kembali muncul di tengah Anies Baswedan sudah menentukan meminang Cak Imin sebagai Cawapres. Ini peta politiknya.

Penulis: Adi Suhendi
zoom-in Prediksi Duet Prabowo-Ganjar di Pilpres 2024, Ini Peta Politiknya Jika Melawan Anies-Cak Imin
Kolase Tribun Jambi
Prediksi tiga pasangan bakal calon presiden dan calon wakil presiden yang akan maju di Pilpres 2024. 

“Survei menemukan bahwa Ganjar-Ridwan Kamil mendapatkan 35,4 persen. Kemudian Anies-Muhaimin 16,5 persen dan Prabowo-Erick 31,7 persen,” kata pendiri SMRC, Saiful Mujani memaparkan hasil survei di kanal Youtube SMRC TV, Jumat (15/9/2023).

Saiful mengatakan, meski telah mengumumkan sosok cawapresnya sejak dini, namun Cak Imin belum memiliki efek yang bisa meningkatkan elektabilitas Anies.

“Walaupun muncul secara mengejutkan, belum punya efek yang menaikkan dukungan yang signifikan pada Anies ketika dia berpasangan dengan Muhaimin,” ujarnya.

Ia pun menerangkan persentase tersebut masih bisa berubah.

Namun duet Anies-Cak Imin diperkirakan relatif sulit untuk meningkatkan elektabilitasnya.

“Tentu saja pasangan Ganjar maupun Prabowo bisa berubah. Tapi setidaknya pasangan Anies-Muhaimin kemungkinan relatif stabil,” jelasnya.

Adapun survei SMRC dilakukan melalui telepon pada 5-8 September 2023 dengan target populasi warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.

BERITA TERKAIT

Kemudian pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD).

Survei itu dilakukan dengan teknik RDD sampel sebanyak 1.212 responden dan margin of error survei lebih kurang 2.9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Prabowo-Ganjar vs Anies-Cak Imin

Menurut Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA jika wacana duet Prabowo-Ganjar terjadi di Pilpres 2024, tentu hanya akan ada dua pasang calon.

Duet Prabowo-Ganjar akan berhadapan dengan Anies-Cak Imin

Tentunya dengan hanya dua pasang calon, akan menghemat dana karena hanya berlangsung satu putaran.

"Begitu pula dengan tenaga, pikiran, emosi untuk putaran kedua bisa dialihkan untuk hal-hal lain. Pilpres menjadi sangat efisien," kata Denny, Jumat (22/9/2023).

Menurut Denny, jika Pilpres 2024 hanya diikuti dua pasangan calon, maka pasangan Prabowo-Ganjar bisa menang telak atas Anies-Muhaimin.

Terlebih berdasarkan hasil survei LSI Denny JA pada September 2023, Prabowo dan Ganjar memperoleh dukungan 64,9 persen.

Sementara, Anies dan Muhaimin hanya mendapatkan 16,6 persen suara. Terdapat selisih 40 persen antara kedua pasangan calon.

"Inilah kemenangan tertinggi dalam sejarah pemilu langsung di Indonesia," ujarnya.

Denny mengatakan, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah menang besar di Pilpres 2004 dan 2009, namun kemenangannya di bawah 61 persen.
Sementara, Prabowo yang berpasangan dengan Ganjar bisa meraih kemenangan di atas 62 persen.

Bila posisinya di balik, Ganjar sebagai capres dan Prabowo cawapres, pasangan ini juga tetap menang di angka 60 persen.

Sementara, Anies-Cak Imin memperoleh 20,6 persen.

"Memang ini juga kemenangan telak. Tapi selisih kemenangannya di bawah 40 persen. Sementara, jika Prabowo yang capres, kemenangannya selisih di atas 40 persen," kata Denny.

Sulit Menduetkan Prabowo dan Ganjar

Namun, muncul pertanyaan soal kesediaan Ganjar mengalah menjadi cawapres Prabowo.

Menurut Denny, jika kalkulasinya rasional, hal itu mungkin terjadi. Apalagi, kemenangan Prabowo sebagai capres jauh lebih telak ketimbang kemenangan Ganjar sebagai capres.

Denny menerangkan bahwa Pilpres adalah peristiwa politik yang sarat kalkulasi dengan perbedaan cara menghitungnya.

PDIP yang merupakan partai dengan suara terbesar diyakini tak ikhlas jika kadernya hanya menjadi cawapres.

Apalagi, jika PDIP yakin Ganjar akan mengalahkan Prabowo di putaran kedua. Meski begitu, kata Denny, sebelum pendaftaran capres-cawapres ditutup, segala hal masih mungkin terjadi.

"Ada pameo terkenal di dunia politik: kecuali mengubah lelaki menjadi perempuan dan mengubah perempuan menjadi laki-laki, politik praktis bisa mengubah apapun. Itu juga termasuk bisa mengubah siapapun yang akhirnya menjadi capres dan cawapres," pungkasnya. (tribunnews.com/ fransiskus/ danang)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas