Pro dan Kontra Kaesang Masuk PSI, Permudah Lolos ke Parlemen? Pengamat: Dia Bukan Siapa-siapa
Ujang Komarudin menilai Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sulit lolos ke parlemen jika hanya mengandalkan Kaesang Pangarep.
Editor: Muhammad Zulfikar
"Kami sangat senang sekali karena ada energi baru," kata Grace Natalie dikutip dari YouTube Kompas TV, Minggu (24/9/2023).
"Komunikasi, persahabatan, dan pertemanannya sudah terjalin cukup lama."
"Dan kami sangat apresiasi Mas Kaesang mau turun berjuang bersama teman-teman PSI," tuturnya.
Terkait keputusannya bergabung ke PSI, Kaesang menyatakan sudah minta izin dan restu baik kepada ayahnya, Presiden Jokowi, maupun sang kakak, Gibran Rakabuming Raka.
Namun, bergabungnya Kaesang juga dapat menimbulkan persepsi yang menandakan hubungan Jokowi dengan PDIP sedang tidak baik-baik saja.
Hal tersebut seperti yang dimaknai oleh Pengamat Politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin.
"Kelihatannya Jokowi sedang tidak baik-baik saja hubungannya dengan PDIP, sedang tidak nyaman," kata Ujang, kepada Tribunnews.com, Minggu (24/9/2023).
"Karena sudah banyak analisa saya di media bahwa dari dulu hubungannya (Jokowi dengan PDIP) kan naik turun, panas adem, kadang baik kadang tidak," sambungnya.
Sehingga, menurut Ujang, bergabungnya Kaesang menjadi kader PSI menjadi hubungan anti-klimaks yang kelihatannya tidak bagus antara Jokowi dengan PDIP.
Baca juga: Ketua Umum Perindo Hary Tanoe Tanggapi Kaesang Gabung PSI: Mas Kaesang Sudah Independen
Tak hanya itu, Ujang menduga Jokowi ingin menyimpan telur di banyak tempat.
Dalam hal ini, mendorong Kaesang bergabung dengan PSI.
Padahal, kata Ujang, keputusan Jokowi mengizinkan Kaesang bergabung dengan PSI merupakan hal yang melanggar aturan AD/ART dari PDIP.
Sebab, menurutnya, PDIP mengharuskan satu keluarga kadernya harus bergabung ke partai berlogo kepala banteng moncong putih itu.
"Kedua, bisa jadi bahwa Jokowi ingin menyimpan telur di banyak tempat. Kan politik itu kan tidak boleh, tidak bisa menyimpan telur di satu keranjang. Ya karena kalau satu keranjang itu pecah, hancur semua. Maka disimpan di partai lain dan itu kan dilakukan oleh dinasti parpol yang lain, menjadikan banyak partai sebagai jalan hidup politik atau dinasti, di banyak daerah," kata Ujang.