Suara Pemilih NU Bisa Berpusat ke AMIN, Pengamat Sarankan Prabowo & Ganjar Gandeng Yenny Wahid
Menurut Ujang, suara NU kemungkinan besar akan berpusat kepada pasangan AMIN, sebab Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dianggap mewakili NU.
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Ujang Komarudin menilai pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (AMIN) akan diuntungkan jika dua capres lainnya yakni Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo tidak menggandeng cawapres dari figur Nahdlatul Ulama (NU).
Menurut Ujang, suara NU kemungkinan besar akan berpusat kepada pasangan AMIN, sebab Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dianggap mewakili NU.
"Kalau Prabowo dan Ganjar tidak menggandeng figur NU maka pasangan AMIN yang diuntungkan. Saya kira suara NU bisa berpusat ke situ karena ada figur cak Imin yang dianggap mewakili Nahdliyyin," kata Ujang Komarudin di Jakarta, Jumat (29/9/2023).
Baca juga: Momen Anies-Cak Imin Berboncengan Vespa saat Sapa Warga Jombang
Dengan demikian, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini menyarankan agar Prabowo dan Ganjar mencari pendamping yang ketokohannya kuat sebagai representasi NU.
Menurutnya, salah satu figur yang paling potensial dan logis yaitu puteri Presiden Indonesia keempat KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid.
"Figur yang ketokohannya kuat sebagai representasi NU saat ini ya Yenny Wahid. Mba Yenny ini kan secara biologis cicit dari pendiri NU KH. Hasyim Asy'ari dan puteri dari Gus Dur yang juga pernah menjadi Ketua Umum PBNU," ujarnya.
Baca juga: Kata Aktivis Muda Nahdlatul Ulama Soal Kaesang Effect Saat Pimpin PSI
Di samping itu, kata Ujang, Yenny Wahid mewakili suara akar rumput NU dan Gusdurian.
Selain itu, dosen Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Jakarta ini menyebutkan Yenny memiliki basis suara di Jawa Tengah dan Jawa Timur terutama dari kalangan pesantren NU, santri dan Kiai.
"Yenny Wahid itu adalah darah biru NU, representasi NU, Jawa Timur, dan figur representasi perempuan. Ya potensi untuk mendongkrak suara Prabowo atau Ganjar sangat besar," ucapnya.
Di sisi yang lain, Yenny Wahid memiliki elektabilitasnya cukup tinggi yaitu 27,6 persen sebagai cawapres perempuan.
"Menurut saya ini modal yang bagus," jelasnya.
Di samping itu, kata dosen Al-Azhar Indonesia Jakarta ini, modal elektabilitas tersebut, Yenny bisa melengkapi kemenangan baik untuk Prabowo maupun Ganjar. Terlebih berdasarkan survei terakhir baik Prabowo maupun Ganjar berada di peringkat 1 dan 2.
Berdasarkan survei terakhir dari Lembaga Survei Polling Institute, elektabilitas Prabowo unggul 36,3 persen, Ganjar 32,4 persen dan Anies 20,0 persen.
"Artinya Yenny bisa melengkapi kemenangan baik itu untuk Prabowo maupun Ganjar. Siapapun yang mengambil Yenny Wahid sebagai Cawapres, maka suara dari akar rumput NU dan Gusdurian di Jatim bisa membuat mereka menang telak," ungkapnya.