Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cawapres Anies dan Ganjar Berinisial M, Bagaimana dengan Prabowo?

Sejauh ini, pasangan calon Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud rencananya akan mendaftar ke KPU besok.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Cawapres Anies dan Ganjar Berinisial M, Bagaimana dengan Prabowo?
Kolase Tribunnews/Gilang Putranto
Tiga bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan. 

Dari seluruh nama-nama itu tidak ada yang berinisial M.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menegaskan dirinya tidak ingin terburu-buru dalam menentukan cawapres yang akan mendampinginya di Pilpres 2024.

Pasalnya hingga menjelang pendaftaran capres-cawapres di KPU, Prabowo tak kunjung mengumumkan cawapresnya.

"Ojo kesusu, ojo grusa-grusu, terus kita. Namanya demokrasi ya," ujar Prabowo saat ditemui di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta, Selasa (17/10/2023) malam.

Prabowo hanya menjawab singkat pertanyaan mengenai cawapres. Adapun kalimat ojo kesusu dan ojo grusa-grusu biasa diucapkan oleh Presiden Jokowi.

Seperti diketahui pendaftaran pasangan capres-cawapres ke KPU RI akan dibuka mulai besok 19 Oktober 2023 hingga 25 Oktober 2023 mendatang.

Sejauh ini, pasangan calon Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud rencananya akan mendaftar ke KPU besok.

Berita Rekomendasi

Prabowo Harus Pikir Ulang

Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam mengatakan, Koalisi Indonesia Maju (KIM) harus mempertimbangkan ulang soal calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi calon presiden (capres) Prabowo Subianto.

Hal ini menyusul sudah resmi diusungnya Mahfud MD sebagai cawapres dari PDI Perjuangan (PDI-P) yang akan mendampingi capres Ganjar Pranowo.

"Jika pasangan Koalisi Perubahan dan Koalisi PDI-P meletakkan variabel Nahdlatul Ulama (NU) dalam penentuan cawapres mereka, maka KIM harus benar-benar mempertimbangkan ulang skema cawapresnya," ujar Umam, Rabu (18/10/2023) dikutip dari Kompas.com.

"Sebab, jika Prabowo tidak menggandeng tokoh Nahdliyin, maka mesin pencapresan Prabowo akan kerepotan untuk mengonsolidasikan basis jaringan Nahdliyin untuk berpihak kepadanya," ujar dia.

Oleh karena itu, lanjut Umam, menjelang waktu pendaftaran capres-cawapres yang terbatas ini, Prabowo harus betul-betul memperhitungkan variabel NU sebagai representasi Islam moderat.

Tujuannya agar bisa mengamankan basis kekuatan politiknya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas