Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kata Pakar Soal Mahfud MD Jadi Cawapres Serta Menjabat Menkopolhukam

selain menjabat sebagai Menkopolhukam saat ini Mahfud MD juga telah ditunjuk menjadi calon wakil presiden mendampingi Ganjar Pranowo

Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Kata Pakar Soal Mahfud MD Jadi Cawapres Serta Menjabat Menkopolhukam
tangkapan layar
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) sekaligus cawapres Ganjar Pranowo Mahfud MD di Taman Ismail Marzuki pada Jumat (20/10/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W. Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Hukum Tata Negara dari Universitas Andalas Feri Amsari mengesankan tidak ada kewajiban Mahfud MD mundur jadi jabatannya Menkopolhukam.

Diketahui selain menjabat sebagai Menkopolhukam saat ini Mahfud MD juga telah ditunjuk menjadi calon wakil presiden mendampingi Ganjar Pranowo.

"Soal Prof Mahfud sepanjang pemahaman saya tidak ada kewajiban untuk mundur (Dari Menkopolhukam). Yang dilarang itu dari penyelenggara negara untuk menggunakan fasilitas jabatan," kata Feri dihubungi Jumat (20/10/2023).

Baca juga: Kala Deklarasi Mahfud MD Jadi Cawapres Ganjar Dapat Sorotan 

Adapun sebelumnya Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia, Ray RangKuti juga merespon soal Mahfud MD yang menjabat sebagai Menkopolhukam serta cawapres dari Ganjar Pranowo.

Dikatakan Ray bahwa Mahfud MD harus mundur dari jabatannya sebagai Menkopolhukam.

Ray juga menyebutkan setidaknya ada beberapa alasan mengapa Mahfud MD harus mundur dari jabatannya tersebut.

Berita Rekomendasi

"Saya kira dari banyak aspek sebaiknya beliau mengundurkan diri. Pertama karena tentu dari etik politik beliau harus jaga, karena salah satu yang buat publik menyukainya karena Mahfud dianggap masih memiliki etika dalam berdemokrasi," kata Ray di kantor Para Syindicte, Jakarta Selatan, Jumat (20/10/2023).

Kemudian dikatakan Ray jangan sampai Mahfud MD kelihatan kemaruk. 

"Calon wakil presiden oke, menteri juga ok. Jadi dari aspek ini penting karena daya jual kepada publik karena beliau dianggap masih memiliki etika dalam demokrasi," tegasnya.

Kedua dari segi kewajiban kata Ray, kewajiban untuk kampanye sekarang bobotnya jauh lebih tinggi untuk dilaksanakan.

"Dibandingkan beliau punya kesempatan untuk mengelola kewajibannya sebagai menteri. Artinya tidak mungkin dua-duanya bisa dikerjakan," kata Ray.

Ia menegaskan bahwa Mahfud MD harus memilih salah satunya, fokus menjalankan kewajiban-kewajiban sebagai Menteri.

"Atau fokus jadi cawapres supaya sesegera mungkin mendulang suara," tegasnya.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas