Ganjar Janjikan 17 Juta Lapangan Kerja Sedangkan Anies 15 Juta, Ini Perbandingan Visi & Misi Mereka
Perbandingan visi dan misi Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin, terutama di bidang ekonomi.
Penulis: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) maupun Ganjar Pranowo dan Mahfud MD telah mengeluarkan dokumen berisikan visi dan misi mereka untuk maju dalam kontestasi Pilpres 2024.
Sebagai informasi, saat mendaftar, salah satu persyaratan yang harus diserahkan adalah visi dan misi.
Ada sejumlah visi misi yang diserahkan Ganjar-Mahfud. Visi misi itu berjudul "Menuju Indonesia Unggul" dengan sub judul, Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritin yang Adil dan Lestari.
Sedangkan Pasangan yang disebut Anies-Muhaimin yang disingkat AMIN ini mengusung visi "Indonesia Adil Makmur untuk Semua".
Salah satu misi pasangan AMIN yaitu memastikan ketersediaan kebutuhan pokok dan biaya hidup murah melalui kemandirian pangan, ketahanan energi dan kedaulatan air.
Ganjar Janji 17 Juta Lapangan Kerja
Pasangan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, memiliki misi untuk menciptakan 17 juta lapangan kerja baru bila terpilih menjadi presiden dan wakil presiden mulai tahun 2024.
Misi tersebut merupakan salah satu misi di bidang pendidikan yang telah disiapkan mereka.
"Cepat kerja - 17 juta lapangan kerja baru. Memastikan penyerapan angkatan kerja baru setiap tahun dan mengurangi jumlah pengangguran hingga mencapai tingkat penyerapan tenaga kerja optimal, agar semua rakyat cepat dapat kerja," sebut salinan dokumen tersebut, dikutip Jumat (20/10/2023).
Selain menciptakan lapangan kerja baru, pasangan calon ini juga akan membentuk lingkungan usaha yang mendukung pertumbuhan usaha ultra mikro dan UMKM, serta usaha-usaha yang mampu naik kelas secara konsisten.
Caranya melalui penataan dan implementasi regulasi untuk menjamin kepastian hukum, dan menempatkan rakyat sebagai pusat dalam kegiatan berusaha. Begitu pula memastikan alokasi kredit kepada usaha kecil lebih mudah.
"Memastikan alokasi kredit perbankan minimal 35 persen untuk koperasi, UMKM, dan perusahaan rintisan diikuti dengan pelatihan serta fasilitasi akses pasar," sebut dokumen.
Di sisi lain, mereka juga menargetkan pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 7 persen setiap tahun, sebagai salah satu strategi agar Indonesia keluar dari jebakan kelas menengah (middle Income trap).
Untuk mencapai tingkat pertumbuhan tersebut, keduanya berencana meningkatkan peran koperasi dan UMKM, mendukung usaha baru di seluruh wilayah Indonesia, serta memanfaatkan infrastruktur, ekonomi digital, pengelolaan ekonomi hijau-biru, serta pertumbuhan industri manufaktur sekitar 7,5 - 8 persen.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia