Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Isu Dinasti Politik Gibran Dinilai Akan Basi Menurut Pendiri LSI Denny JA, Ini Alasannya

Denny JA mengatakan, isu yang menyerang Gibran Rakabuming Raka sebagai bagian dari membangun politik dinasti Presiden Jokowi akan segera menjadi basi.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Isu Dinasti Politik Gibran Dinilai Akan Basi Menurut Pendiri LSI Denny JA, Ini Alasannya
Dokumentasi pribadi
Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendiri Lingkaran Survei Indonesia, Denny JA mengatakan, isu yang menyerang Gibran Rakabuming Raka sebagai bagian dari membangun politik dinasti Presiden Jokowi akan segera menjadi isu yang basi.

Hal itu disampaikan Deddy JA melalui video yang dibagikannya di di akun Denny JA_World. Video tersebut adalah bagian dari serial Ekspresi Data yang diunggah di Facebook, Instagram, Twitter, TikTok, serta Youtube Denny JA

Di mana, ini adalah serial video yang durasinya hanya 3 menit dan berbasis data riset LSI Denny JA untuk aneka isu yang strategis, termasuk Pilpres 2024.

Isu tersebut berkembang seiring dengan berita-berita yang marak, seperti "Gibran Terbang ke Jakarta Jelang Penantuan Cawapres Prabowo" dan "Berkas Pendaftaran Gibran Sebagai Cawapres Prabowo Sudah Siap."

“Reaksi terhadap isu ini bervariasi. Sebagian melihatnya sebagai bagian dari pertarungan politik, dimana isu dinasti politik menjadi senjata untuk menyerang Gibran, Prabowo, atau bahkan Jokowi," kaya Denny JA seperti dikutip pada Minggu (22/10/2023).

"Namun, tak bisa dipungkiri bahwa dinasti politik adalah fenomena yang lazim dalam dunia demokrasi,” sambungnya.

Berita Rekomendasi

Kata Denny JA, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di negara-negara demokrasi maju di Eropa dan Amerika Serikat, dinasti politik telah menjadi hal yang biasa. 

Bahkan dalam konteks Indonesia, contoh seperti Pinka Haprani yang maju sebagai caleg saat ibunya, Puan Maharani, masih menjabat sebagai ketua DPR RI menunjukkan bahwa fenomena ini diterima sebagai hal yang sah dan tidak melanggar hukum.

“Kita juga bisa mengamati dinasti politik dalam keluarga Bung Karno, yang telah berlangsung hingga empat generasi, mulai dari Bung Karno hingga Pinka Haprani. Contoh serupa dapat ditemukan dalam keluarga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan bahkan di luar negeri, seperti dalam keluarga Kennedy di Amerika Serikat, Bush di Amerika Serikat, atau Nehru di India,” ujarnya.

Mengapa dinasti politik dianggap wajar dalam negara demokrasi?

Baca juga: Gibran Rakabuming Raka Tanggapi soal Politik Dinasti: Biar Warga yang Menilai

Dia menilai, hal ini karena prinsip demokrasi menegaskan persamaan hak di antara seluruh warga negara. Semua orang memiliki hak yang sama untuk menjadi pemimpin, tanpa memandang asal usul keluarga mereka. 

Konstitusi sebagai hukum tertinggi juga tidak melarang anak-anak presiden, gubernur, atau walikota untuk menjadi pemimpin nasional jika orang tua mereka masih menjabat.

Hal ini berlaku di berbagai negara, termasuk Indonesia, Inggris, Amerika Serikat, dan banyak negara lainnya. 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas