Sosok Pelapor Jokowi, Anwar Usman, Gibran, dan Kaesang ke KPK soal Dugaan Kolusi, Nepotisme
Jokowi dan keluarganya dilaporkan ke KPK terkait dugaan kolusi dan nepotisme oleh Tim Pembela Demokrasi Indonesia dan Persatuan Advokat Nusantara.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Nuryanti
TPDI berisi para ahli hukum dan memiliki hubungan yang cukup erat dengan PDI Perjuangan.
Pasalnya, TPDI pernah membela PDIP dan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dalam kasus 27 Juli 1996.
Di dalam TPDI, terdapat sejumlah aktivis, misalnya Petrus Selestinus, Nusyahbani Katjasungkana, Didik Supriyanto, Sugeng Teguh Santoso, Erick S Paat, Trimedya Panjaitan, serta Erlina Tambunan.
Adapula Gilbert Silitonga, Pantas Nainggolan, Simeon Petrus, Stefanus Dionysous, Tumbu Saraswati, Berlin Pandiangan, dan Edi Sadikun.
Sosok aktivis lain yang ada di TPDI adalah Kaspudin Nor, Firman Akbar, Hasoloan Hutabarat, Netty Saragih, Martin Erwan, Terkelin Brahmana, dan Saut Pangaribuan.
Dikutip dari pdiperjuangan-jatim.com, TPDI hadir ketika Orde Baru berusaha menghadang kepemimpinan Megawati di PDI serta desakan aktivis demokrasi saat itu agar Megawati menggerakkan revolusi.
Namun Megawati justru memilih jalur hukum dan didukung TPDI.
Akhirnya perjuangan TPDI menjadi bagian dari sejarah hingga PDI bertransformasi menjadi PDIP.
Oleh karena itu, saat PDI Perjuangan HUT ke-49 pada 2022, Megawati menuliskan pesan khusus berisi ucapan terima kasih untuk para anggota TPDI.
Megawati menyampaikan ucapannya itu lewat sebuah tulisan tangan yang dibacakan Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto.
Berikut isi pesan Megawati kepada TPDI:
"Tolong sampaikan ke seluruh anggota Tim Pembela Demokrasi Indonesia.
Setiap merayakan HUT PDI Perjuangan, saya selalu merasakan getaran perjuangan penuh keyakinan dan optimisme, serta daya juang yang saat itu ditunjukkan oleh TPDI.
Melalui jalur hukum yang ditempuhnya dan dukungan arus bawah yang begitu kuat, PDI akhirnya bertransformasi menjadi PDI Perjuangan.