Merasa Ditinggalkan Jokowi, PDIP: Kayak Ada Tipuan, Gibran Bicaranya Tidak Bisa Dipegang
PDIP kembali mengungkit pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming Raka yang dianggap berbeda dengan realita sekarang.
Penulis: Jayanti TriUtami
Editor: Sri Juliati
"Padahal PDIP selama ini telah memberikan previlege, memberikan keistimewaan yang luar biasa kepada Pak Jokowi, pada keluarganya, pada Mas Gibran, pada Bang Bobby."
"Tapi mengapa kok tiba-tiba pada akhirnya keluarga tersebut seperti meninggalkan, membuat luka untuk PDIP," imbuhnya.
Ia menyebut, banyak kader PDIP yang merasa bingung sekaligus aneh saat Jokowi dan keluarga memilih meninggalkan partai berlambang kepala banteng tersebut.
Pasalnya, PDIP-lah yang sejak awal mendampingi Jokowi meniti karier politik.
"Kenapa kerja sama yang sudah dibangun selama bertahun-tahun sejak Pak Jokowi jadi wali kota Solo, kenapa berakhir seperti ini?," tanya Guntur.
Baca juga: Soal Putusan MK Usia Capres-cawapres, Politisi PDIP Sebut Sebagai Ancaman Serius Amanat Reformasi
Isu Gibran Gabung Golkar
Sementara itu, Gibran Rakabuming diisukan berpaling ke Partai Golkar setelah dideklarasikan sebagai cawapres Prabowo Subianto.
Isu tersebut semakin berhembus setelah PDIP menyinggung warna kuning saat membahas soal manuver Gibran.
Terkait hal itu, Ketua DPD II Partai Golkar Solo, Sekar Tandjung pun buka suara.
Hingga saat ini, Sekar belum bisa mengonfirmasi berita tersebut.
"Terkait isu mas Gibran ke Partai Golkar itu kami di DPD Partai Golkar Solo tidak bisa mengonfirmasi, bukan dalam kapasitas kami," ujar Sekar, dikutip dari TribunSolo.com, Minggu (29/10/2023).
Baca juga: Perempuan Golkar Canangkan Gerakan Turun Tangan Jemput Kemenangan Pemilu 2024
Meskipun begitu, Sekar menjelaskan bahwa penerimaan kader baru Partai Golkar kemungkinan berada di tingkat provinsi maupuan pusat.
Hal itu bisa dilihat dari pendaftaran diri Rian Ernest dan Ridwan Kamil sebagai kader Partai Golkar.
"Kalau kita melihat trek record masuknya kader baru di Partai Golkar itu biasanya terjadi di level provinsi seperti Rian Ernest atau di nasional atau pusat seperti Pak Ridwan Kamil," jelasnya.
(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami, TribunSolo.com/Andreas Chris Febrianto)