Abraham Samad: Jika Kecurangan Terjadi di Pilpres, Demokrasi Hancur dan kembali ke Zaman Kegelapan
Anggota Koalisi Masyarat Sipil Anti Korupsi Abraham Samad menilai perlu ada gerakan masif untuk menjaga Pemilu 2024 dari berbagai ancaman kecurangan.
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Koalisi Masyarat Sipil Anti Korupsi Abraham Samad menilai perlu ada gerakan masif untuk menjaga Pemilu 2024 dari berbagai macan ancaman kecurangan.
"Seperti yang sebelumnya banyak diberitakan soal potensi kecurangan yang menghantui Pemilu dan Pilpres 2024, sehingga perlu mendapatkan perhatian dan pengawalan yang serius," kata Samad dalam keterangan yang diterima Tribun, Minggu (19/11/2023).
Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini menjelaskan, apa yang mungkin terjadi jika kecurangan di Pemilu 2024 terjadi.
"Karena kalau saja kecurangan itu terjadi di Pemilu ini, maka Konsekuensinya demokrasi akan hancur dan rusak. Maka kita akan kembali ke zaman kegelapan demokrasi seperti yang pernah terjadi di Era Orba dan era sebelumnya," kata Samad.
Diketahui Abraham Samad salah satu tokoh yang mendukung deklarasi gerakan 'Jaga Pemilu'.
Gerakan ini mendorong keberlangsungan demokrasi Indonesia ke depan, khususnya pada penyelenggaraan Pemilu 2024 mendatang, menjadi pertaruhan besar bagi bangsa ini.
Dalam undangan yang yang diterima Tribun, konferensi pers deklarasi gerakan Jaga Pemilu bakal dilakukan di kawasan Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (21/11/2023).
Gerakan Jaga Pemilu memiliki dua pilar utama, yaitu gerakan moral non partisan dan edukasi publik. Selain itu juga pemantauan pemilu offline dan online.
Baca juga: Puluhan Tokoh dari Eks Komisioner KPK hingga Mantan Rektor akan Ikut Deklarasi Gerakan Jaga Pemilu
Terlampir adalah daftar nama tokoh-tokoh yang telah menyatakan bergabung dan mendukung Gerakan JagaPemilu #jujuradil:
1. Abigail Limuria (Co-initiator BijakMemilih dan Co-founder What Is Up, Indonesia)
2. Dr. Afrizal Tjoetra (sosiolog FISIP USU)
3. Dr. Airlangga Pribadi (Dosen FISIP Unair, kolumnis)
4. Prof. Dr. Akmal Taher (ahli bedah, mantan Dirut RSCM)
5. Amiruddin Al Rahab (mantan Komisioner Komnas HAM)
6. Andhyta F. Utami (Co-founder ThinkPolicy dan Co-initiator BijakMemilih)
7. Andriko Otang (Direktur Eksekutif TURC)
8. Anton Supit (pengusaha)
9. Anwar Saragih, MA (dosen FISIP USU)
10. Arianto Sangaji (akademisi, ahli ekonomi pertambangan, Sulteng)
11. Prof. Dr. Arif Satria (Rektor IPB)
12. Arief Budiman (mantan Ketua KPU)
13. Arief T. Surowidjojo (pengacara senior)
14. Dr. A. Prasetyantoko (ekonom, mantan Rektor Unika Atmajaya)
15. Bakti Nusa Madani (Komisaris Daerah PP PMKRI)
16. Bambang Harymurti (mantan Pemred Tempo)
17. Benny Sutrisno (pengusaha)
18. Bivitri Susanti (ahli hukum tata negara, pendiri PSHK)
19. Prof. Dr. Budi Setiyono (mantan Wakil Rektor III Undip)
20. Chandra Hamzah (mantan Komisioner KPK)
21. Clara Joewono (akademisi, Direktur CSIS)
22. Dira Sugandi (penyanyi, aktris)
23. Elis Nurhayati (pakar komunikasi, peneliti UIII)
24. Erry Riyana Hardjapamekas (mantan Komisioner KPK)
25. Dr. Fachrizal Affandi (dosen FH Univ. Brawijaya)
26. Dr. Fajar Nur Sahid (Dosen FISIP UPN Veteran Jakarta)
27. Goenawan Mohamad (sastrawan, perupa)
28. Gunawan Primasyta (influencer, aktivis perdamaian Poso, Sulteng)
29. Nur Safitri Lasibani (Direktur Sikola Mombine (Women Political School) Sulteng)
30. Hadar Gumay (mantan Komisioner KPU)
31. Prof. Dr. Harkristuti Harkrisnowo (guru besar FH UI)
32. Henny Supolo (pendidik, pendiri sekolah Al-Izhar)
33. Herman N. Suparman (Direktur Eksektutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah
(KPPOD))
34. Prof. Dr. Ida Bagus Wyasa Putera (Univ. Udayana, Bali)
35. Dr. Ida Ruwaida (sosiolog FISIP UI)
36. Inayah Wahid (Gus Durian, putri KH Abdurrahman Wahid)
37. Joe Kamdani (pengusaha)
38. Dr. Karlina Supelli (astronomer, ITB)
39. Kemal A. Stamboel (mantan Ketua Komisi I DPR RI)
40. Karen Tambayong (pengusaha)
41. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat (agamawan, mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah)
42. Luhut MP Pangaribuan, SH (pengacara senior)
43. Dr. Luky Djani (mantan Wakil Koordinator BP ICW)
44. Lutpi Ginanjar (Founder/CEO Smeshub)
45. Dr. Mada Sukmajati (pakar kebijakan publik Fisipol UGM)
46. Prof. Dr. Manneke Budiman (guru besar sastra FIB UI)
47. Prof. Dr. Marcus Priyo Gunarto (guru besar FH UI)
48. Dr. Maskawati (pakar hukum tata negara, Institut Agama Islam Negeri Bone)
49. Melki Sedek Huang (Ketua BEM UI)
50. Metta Dharmasaputra (Co-founder KataData)
51. Dr. Meuthia Ganie-Rochman (sosiolog FISIP UI)
52. Dr. Mudiyati Ahmad (Wakil Dekan FISIP Unpad)
53. Prof. Dr. Multamia Lauder (ahli topomimi, guru besar FIB UI)
54. Natael Bremana WB (Ketua Presidium PMKRI Semarang)
55. Natalia Soebagjo (aktivis, Transparency International)
56. Nur Safitri Lasibani (Direktur Sikola Mombine (Women Political School) Sulteng)
57. Olga Lydia (aktris, produser film)
58. Otto Syamsudin Ishak (mantan Komisioner Komnas HAM)
59. Poltak Hotradero (ekonom, analis pasar modal)
60. Ray Rangkuti (aktivis, pengamat politik)
61. Rene L. Pattiradjawane (jurnalis senior)
62. Ririn Sefsani (aktivis HAM, Ketua Dewan Pembina YLKI)
63. Prof. Dr. Rosari Saleh (guru besar FMIPA UI)
64. Rudy Wanandi (pengusaha)
65. Rusdi Marpaung (pengacara, Pendiri Imparsial)
66. Dr. Sandra Hamid (aktivis, The Asia Foundation)
67. Shaivannur (pegiat sosial Aceh)
68. Prof. Dr. Sulistyowati Irianto (guru besar FH UI)
69. Prof. Dr. Susi Dwi Harijanti (guru besar FH Unpad)
70. Suzie Sudarman, MA (pakar hubungan internasional FISIP UI)
71. Titi Anggraini (Anggota Dewan Pembina Perludem, ahli hukum tata negara FHUI)
72. Toto Sugiri (pengusaha teknologi)
73. Tunggal Pawestri (Aktivis HAM, Direktur Eksekutif Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial)
74. Wahyu Susilo (Direktur Eksekutif Migrant Care)
75. Wenseslaus Manggut (jurnalis senior, mantan Ketua Umum AMSI)
76. Dr. Widodo Dwi Putro (ahli filsafat hukum Universitas Mataram NTB)
77. Dr. Willy Purna Samadi (dosen FISIP UPN Veteran Jakarta)
78. Yaury Tetanel (pegiat inklusi sosial)
79. Dr. Zainal Arifin Mochtar (Direktur Pusat Kajian Anti-Korupsi FH UGM).