Ganjar-Mahfud Kampanye Hari Pertama di Sabang dan Marauke, Ternyata Ini Maknanya
Arsjad juga menyinggung kesetaraan ekonomi menjadi proses keadilan. Proses pembangunan yang Indonesia sentris.
Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan wartawan Tribunnews.com Rahmat W. Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid jelaskan makna dibalik lokasi kampanye perdana Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024.
Diketahui pada kampanye hari pertama ini Selasa (28/11/2023) capres Ganjar Pranowo ke Merauke, Papua Selatan. Sementara itu Cawapres Mahfud MD ke Sabang.
Arsjad mengungkapkan, kampanye tersebut menandakan persatuan dan kesatuan Indonesia. Ia menjelaskan bagaimana Ganjar-Mahfud mencintai Indonesia dari ujung Sabang sampai Merauke.
"Karena kita harus membangun Indonesia, dari ujung sampai ujung. Dan punya pemerataan secara ekonomi, supaya masalah kemiskinan bisa kita lalui," kata Arsjad kepada awak media di Jakarta Timur, Selasa (28/11/2023).
Ia melanjutkan, Ganjar-Mahfud ingin memastikan kesetaraan ekonomi. Bukan hanya ekonomi yang naik dari golongan tertentu.
Arsjad juga menyinggung kesetaraan ekonomi menjadi proses keadilan. Proses pembangunan yang Indonesia sentris.
"Balik balik lagi ujung ujungnya adalah bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan, menciptakan bagaimana pendapatan yang cukup," tegasnya.
Sebelumnya calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo mengungkapkan strateginya untuk menciptakan kedamaian di Papua.
Menurut Ganjar, semua pihak mesti dilibatkan dari kalangan tokoh adat, tokoh agama hingga anak muda agar tercapainya damai di Papua.
"Maka bagaimana agar kemudian di Papua kita mau damai? Semua harus dilibatkan, anak muda dilibatkan, tokoh adat dilibatkan, tokoh agama dilibatkan dan semuanya harus duduk bersama," kata Ganjar saat bertemu sukarelawan di Gedung Bella Vista, Merauke, Papua Selatan, Selasa (28/11/2023).
Baca juga: Perbandingan Gaya Kampanye Capres: Anies Bonceng Istri, Ganjar Duduk Lesehan Bareng Warga Merauke
Mantan Gubernur Jawa Tengah ini menjelaskan semua kelompok masyarakat harus duduk bersama untuk menyelesaikan persoalan di Papua.
"Mendengar satu sama lain, dicari dan paling bisa disepakati," ujar Ganjar.
Ganjar menuturkan duduk bersama diperlukan agar mencapai konsesus bersama antara seluruh komponen masyarakat.
"Kalau sudah sepakat, maka semua bisa menerima maka kita akan mengurangi, persamaan akan mengurangi rasa benci karena kita perhatian," ucapnya.