Fakta-fakta FX Rudy Kritik Jokowi & Keluarga: Sakit Hati dengan Iriana hingga Singgung Neo-Orba Plus
Inilah fakta-fakta Ketua DPC PDIP Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan keluarga.
Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Garudea Prabawati
Ketika ditanya bentuk ancaman yang dimaksud, pria berusia 63 tahun itu meminta wartawan menanyakannya kepada pihak yang diancam.
Namun, ia menegaskan, apabila dirinya yang mendapatkan ancaman, maka dirinya akan membukanya ke publik.
"Ya tanya yang diancam, wong aku itu nggak diancam. Kalau saya diancam, mau saya buka," terangnya.
Saat kembali ditanya soal Neo-Orde Baru Plus tersebut, Rudy menilai praktik dan tujuan hal tersebut dilakukan.
Bahkan, menurutnya, Soeharto lebih beretika dibandingkan penguasa saat ini.
"Neo-Orde Baru Plus, begitu saja. Ya semua kekuasaan yang dimiliki sekarang ini dipergunakan dengan segala cara yang tidak beretika. Masih beretika Pak Harto," kata Rudy.
2. Istilah Petugas Partai
FX Rudy pernah berbicara mengenai istilah petugas partai yang menurutnya selama ini disalahartikan.
Menurut mantan Wali Kota Solo itu, petugas partai sama dengan petugas rakyat.
Baginya, perlu ada pemahaman tentang politik dan partai politik di mana politik adalah aspirasi, dan partai politik itu adalah alat perjuangan untuk meraih sebuah kekuasaan atau kesejahteraan rakyat, bukan kesejahteraan pribadi maupun keluarga.
Alhasil, kata Rudy, apabila ada yang merasa terhina dengan istilah petugas partai adalah kebodohan yang luar biasa karena tidak memahami undang-undang partai politik.
"Saya ini petugas partai, tugasnya apa? Untuk mengkoordinir rakyat untuk meraih sebuah kekuasaan untuk kesejahteraan rakyat, bukan kesejahteraan partai, apalagi kesejahteraan diri sendiri maupun keluarga."
"Itulah yang kita jelaskan pada teman-teman di sini," kata Rudy di kawasan Jakarta Selatan pada Rabu.
Lebih lanjut, ia menyebut istilah petugas partai tersebut merupakan akar masalah dari retaknya hubungan Presiden Jokowi dengan PDIP.