Debat Capres, Janji Ganjar Hadirkan Internet Gratis di Seluruh Indonesia
Calon Presiden nomor urut tiga, Ganjar Pranowo berkomitmen menghadirkan internet gratis di seluruh daerah di Indonesia.
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Debat Calon Presiden (Capres) yang digelar di Kantor KPU RI pada Selasa (12/12/2023) masih menjadi perbincangan.
Termasuk visi misi yang telah dipaparkan ketiga capres dalam acara tersebut.
Satu di antaranya adalah program yang diusung Ganjar Pranowo untuk kemajuan Indonesia.
Calon Presiden nomor urut tiga ini berkomitmen menghadirkan internet gratis di seluruh daerah di Indonesia.
Menurut dia, kehadiran internet gratis membantu para siswa dalam proses pembelajaran dan untuk pelaku usaha kecil menengah dalam memasarkan produk yang dihasilkan.
"Kami berjalan ke NTT, kami bertemu ke sana, 'Pak Ganjar kenapa kami gak mudah dapat akses pekerjaan? Kenapa kami kesulitan mendapat akses internet padahal untuk belajar'. Ini menjadi catatan bagi kami," kata Ganjar.
Baca juga: Dua Pekan Berlalu, KPU Masih Belum Bisa Pastikan Asal Dugaan Kebocoran Data Pemilih
Ia mengaku, mendengarkan banyak keluhan dari masyarakat, saat berkampanye dua pekan pertama di sebagian wilayah timur Indonesia.
Demikian juga dengan Cawapres Mahfud Md yang memulai kampanye dari daerah paling barat, Sabang Aceh.
Satu masalah yang mereka sampaikan, jelas Ganjar, adalah sulitnya mendapatkan akses internet gratis khususnya bagi para siswa.
Kebutuhan internet meningkat sejalan dengan prubahan pola pembelajaran sejak pandemi Covid-19 dan sesudahnya yang banyak dilakukan secara daring.
"Saya dan Pak Mahfud mulai perjalan pada saat pembukaan kampanye dari ujung timur dan barat, dari Sabang dan Merauke hanya ingin mendengarkan dan ingin melihat secara langsung apa yang disampaikan oleh rakyat, apa yang dirasakan oleh rakyat, sehingga kontestasi lima tahunan ini berlangsung, harapan ini ada," kata eks Gubernur Jawa Tengah itu.
Menurut Ganjar, mendengar suara rakyat secara langsung sangat penting, sebab dengan itu, pemerintah dapat merumuskan kebijakan pembangunan yang pro rakyat.
Dirinya memberi contoh saat dirinya bertemu dengan seorang pendeta bernama Leo di Merauke Papua Selatan.
Pendeta Leo menceritakan pengalamannya menolong seorang ibu melahirkan, karena di tempat itu tidak ada fasilitas kesehatan.