Anies Sebut Indonesia Jadi Contoh yang Beragam Bisa Menjadi Satu
Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan bicara soal pentingnya menjada persatuan di Indonesia.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan bicara soal pentingnya menjada persatuan di Indonesia.
Hal tersebut diungkapkannya saat menghadiri acara Refleksi Menyambut Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 di Gedung Nusantara IV Kompleks DPR/MPR Senayan, Jakarta yang digelar Badan Persaudaraan Antar Iman (Berani) dan DPP PKB, Jumat (16/12/2023).
Ia menyatakan bagaimana suasana keteduhan Natal dirasakan dalam persatuan.
“Suasana di mana kita dalam satu kesatuan sebagai bangsa Indonesia. Kami selama beberapa tahun terakhir terus menggaungkan pesan dan kerja nyata untuk menjaga persatuan di negeri kita tercinta," kata Anies Baswedan dalam keterangan, Sabtu (16/12/2023).
Menurut Anies, bangsa Idonesia adalah bangsa yang bhinneka, walaupun kebhinnekaan Indoneisa bukanlah yang paling bhinneka di seluruh dunia.
Baca juga: Anies Didukung Ustaz Abdul Somad, Timnas AMIN Optimis Menang: Tingkatkan Partisipasi Pemilih
Di belahan dunia lain, kata Anies, masih banyak bangsa-bangsa yang lebih bhinneka dibandingkan Indonesia.
“Yang berbeda bangsa kita dibandingkan bangsa-bangsa lain, bila di tempat lain memiliki kebhinnekaan, tetapi di tempat lain tidak ada suasana persatuan sebagaimana suasana persatuan yang ada di negeri kita," ucapnya.
Menurutnya yang menjadikan Indonesia unik dibandingkan bangsa-bangsa lain adalah karena di Indonesia ada persatuan.
Baca juga: Tiga Contoh Praktik Ordal Menurut Anies yang Bikin Orang Gak Punya Prestasi Dapat Posisi
Dia menjelaskan, di bawah lambang negara tertulis satu kalimat berbunyi Bhinneka Tunggal Ika.
“Ini kalimat yang bukan hanya harus kita pertahankan, tetapi harus dipahami dalam mempertahankannya,” ujar Anies.
Kata kunci di dalam tiga kata ini, katanya, bhinneka menggambarkan warna-warninya bangsa Indonesia.
“Tunggal adalah satu. Ika menunjuk kepada satu. Jadi kata kunci dari tiga kosa kata ini, adalah kata tunggal. Karena yang beragam ini, menjadi satu,” ujarnya.
Menurut dia, yang beragam banyak, tetapi yang bisa menjadi satu tidak banyak.
“Indonesia menjadi salah satu contoh bagaimana yang beragam bisa menjadi satu. Karena itu, kita harus pertahankan agar suasana persatuan di republik ini akan terus bisa terjaga,” katanya.