Jubir Timnas AMIN Berharap Anies-Cak Imin Bisa Cerdaskan Bangsa Indonesia Lewat Pendidikan
Jubir Timnas AMIN berharap Anies Baswedan dan Cak Imin bisa mencerdaskan bangsa Indonesia lewat sektor pendidikan.
Editor: Content Writer
Dia memberi contoh dari hasil tes PISA yang mengukur kualitas pendidikan negara-negara di dunia, Indonesia berada di posisi enam terbawah.
Hal itu dibuktikan dari kemampuan membaca, matematika, dan sains kita sangat lemah. Efeknya kata Indra Indonesia disebut sebagai salah satu bangsa yang paling tidak bisa membedakan mana fakta mana opini akibat tidak memiliki referensi.
“Makanya bingung bedanya asam sulfat dengan asam folat. Itu contoh saja ketidakmampuan kita dalam mencari referensi. Itu parahnya di situ,” ujar Indra.
Pemerhati Pendidikan itu menjelaskan, jika ingin diurut masalahnya lebih lanjut, pemerintah sudah salah dalam mengelola pendidikan. Orang Indonesia, kata dia, ketika ditanya tentang pendidikan yang muncul di kepala adalah sekolah.
Nilai, ijazah, gelar, menurut Indra adalah cara pandang pendidikan saat ini. Padahal bapak pendidikan kita Ki Hajar Dewantara mengatakan pendidikan harus seimbang di tiga pusat yaitu rumah, pergerakan pemuda sebagai pusat pendidikan, dan perguruan atau sekolah.
Indra mengatakan Indonesia bisa membandingkan dalam soal pendidikan dengan Finlandia. Di negara tersebut menurutnya jam belajar sekolah hanya berlangsung tiga hingga empat jam.
“Mata pelajaran di sana cuma delapan, kita 18 belas. Anak sekolah dari pagi sampai sore pulang sekolah ikut bimbingan belajar. Dari data PISA, anak Indonesia mempunyai pekerjaan rumah paling banyak. Mereka mengerjakan dua jam rata-rata untuk PR setiap hari,” tuturnya.
Indra menjelaskan bahwa kita tidak pernah berupaya bagaimana cara orang tua mendidik anaknya sendiri di rumah. Orang tua di Indonesia katanya lebih banyak menyerahkan ke orang lain dalam hal pendidikan anaknya.
Baca juga: Keluarga Besar Pondok Pesantren Lirboyo Nyatakan Dukungan Terbuka kepada Anies-Muhaimin
Beberapa alasannya didasari dengan tidak adanya rasa kepercayaan diri karena pendidikan itu mengerjakan sinus tangen atau sekolah. Padahal pendidikan itu bicara tentang kesehatan, kebersihan, etika, dialog, beragama dan hal itu semua dimulai dari rumah.
Anies dalam hal ini, kata Indra adalah satu-satunya menteri pendidikan yang membangun Direktorat Pendidikan Orang Tua di Kementerian Pendidikan.
“Sekarang sudah dihapus lagi. Beliau (Anies) sudah tahu penyakitnya. Beliau banyak dicemooh ketika menggulirkan program pertama hari sekolah mengantar anak,” ujar dia.
Anies, menurut Indra, melihat penyakit utama dalam dunia pendidikan adalah orang tua itu tidak menjadi bagian dari proses pendidikan yang seharusnya yang pertama dan utama.
“Kita mau pergi ke negara manapun itu semua dimulai dari rumah. Jadi jangan bilang orang tua sibuk. Ada proses yang sederhana, contohnya orang Amerika dari zaman bayi di perut sudah dibacakan cerita sampai dia lahir,” tutupnya. (***Deska***)
Baca juga: Anies Baswedan: Kekayaan Alam di Morowali Harus Bisa Memakmurkan Warganya