Bakar Semangat Belasan Ribu Srikandi di Solo, Atikoh Ganjar: Pejuang Luar Biasa
Istri capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti membakar semangat belasan ribu perempuan di Solo, Jawa Tengah, Minggu (17/12/2023).
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Whiesa Daniswara
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Istri calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti membakar semangat belasan ribu perempuan di Kota Solo, Jawa Tengah, Minggu (17/12/2023).
Pantauan di lokasi, belasan ribuan perempuan dari PDI Perjuangan (PDIP) dan sukarelawan tampak memadati Benteng Vastenburg, Kota Solo.
Lautan perempuan yang kompak berbaju merah tampak menyelimuti benteng tersebut.
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto tampak hadir dalam kegiatan itu bersama Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo.
Kegiatan bertajuk Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Unggul itu dimeriahkan oleh penyanyi Yeni Inka, ANF Band, dan Kidung Riang.
Baca juga: Ganjar Pranowo Minta Jawa Tengah Dijaga Sekuat-kuatnya, Jangan Sampai Ada Pencuri Masuk
Sebelum menaiki panggung, Atikoh bersalaman dengan dengan para peserta. Dia juga disalami dan berswafoto dengan kelompok disabilitas.
Saat di atas panggung, FX Rudy memperkenalkan kepada Atikoh bahwa belasan ribu peserta acara yang hadir ini adalah pejuang.
"Ini adalah srikandi-srikandi dari Solo. Solo itu pejuang sejati," kata FX Rudy.
Atikoh lalu menyampaikan dirinya yakin perempuan yang hadir di lokasi ini memiliki mental baja. Atikoh bersyukur bisa bertemu dan menyapa mereka.
"Hari ini berada di tengah-tengah teman-teman semua pejuang-pejuang yang luar biasa," kata Atikoh.
Baca juga: Atikoh Ganjar Sebut Kedaulatan Pangan Bisa Diciptakan dari Rumah Tangga
Dalam kesempatan itu, Atikoh menceritakan dirinya pernah bekerja sebagai wartawan di Solopos pada 1997.
Menjadi wartawan, kata dia, memberikan pengalaman yang luar biasa karena mengetahui dan melihat langsung segala aspek kehidupan. Isu perempuan selalu menarik perhatiannya.
"Saya setiap hari keluar masuk pasar-pasar di situ saya berdialog dengan para pedagang terutama pedagang perempuan, bagaimana mereka bisa survive," ujar Atikoh.