Baliho Ganjar Dicopot di Beberapa Daerah, Bawaslu: Jika Tidak Berlaku Sama ke Semua Capres, Laporkan
Meski demikian, ia menekankan penurunan baliho tersebut harus berlaku sama bagi semua pasangan capres dan cawapres lainnya.
Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Rahmat Bagja merespons pernyataan calon presiden (capres) Ganjar Pranowo yang menyebut pencopotan baliho pencalonannya merupakan hal biasa.
Bagja mencontohkan, pencopotan baliho karena adanya peraturan wali kota di wilayah tertentu merupakan hal yang wajar.
Meski demikian, ia menekankan penurunan baliho tersebut harus berlaku sama bagi semua pasangan capres dan cawapres lainnya.
Dengan demikian, Bagja meminta para peserta Pemilu 2024 untuk melaporkan berbagai tindakan yang diduga diskriminatif terhadap kandidat tertentu, dalam hal ini pencopotan baliho di sejumlah wilayah.
"Pertama, misalnya di satu provinsi, peraturan walikotanya itu melarang alat peraga kampanye di beberapa jalan protokol, itu diturunkan, wajar. Dan semua berlaku sama. Jika tidak berlaku sama penurunannya (bagi semua pasangan capres-cawapres), maka tolong laporkan kepada kami," kata Bagja, saat ditemui di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, Senin (18/12/2023).
Meski demikian, Bagja mengaku akan bekerja sama dengan polisi dan Satpol PP untuk mencegah terjadinya penurunan baliho capres-cawapres atau peserta Pemilu lain.
Ia menekankan kerja-kerja Satpol PP, karena perihal penurunan alat peraga kampanye, merupakan kewenangan dari Satpol PP.
Sementara itu, Bagja mengatakan, Bawaslu tetap tegas menindak para pelaku diskriminatif terhadap kandidat tertentu. Hal ini guna menerapkan keadilan pada semua kandidat.
"Kami akan melakukan yang tidak diskriminatif kepada teman-teman semua," tegas Bagja.
Baca juga: Bawaslu Ungkap Temuan PPATK soal Kejanggalan Dana Kampanye: Data Intelejen Keuangan
Lebih lanjut, Bagja mengungkapkan, pihaknya telah menangani beberapa kasus lain yang diduga diskriminatif pada salah satu kandidat, satu di antaranya terkait dugaan pelanggaran netralitas aparat sipil negara (ASN).
Ketua Bawaslu itu menegaskan, pihaknya tak tinggal diam saat menemukan berbagai video yang viral di media sosial terkait dugaan pelanggaran netralitas.
"Kami akan sampaikan nanti beberapa hal yang berkaitan dengan temuan-temuan video di masyarakat yang sudah kami tindaklanjuti juga ditingkat daerah, karena, mana ini Bawaslu? Bukan mana, Karena kami juga harus hati-hati, karena begitu temuan, maka mau tidak mau ini harus dilanjuti," ucap Bagja.
Sebelumnya, capres Ganjar Pranowo menyebut pencopotan baliho bergambar dirinya dan calon wakil presiden (cawapres) Mahfud MD merupakan hal yang sudah biasa terjadi.
Ganjar kemudian mencontohkan berbagai peristiwa pencopotan baliho pencalonannya dengan Mahfud MD, di sejumlah wilayah Indonesia.
"Saya terima kasih tadi laporan koordinator bahwa kita ketuk pintu, dari pengalaman saya, baliho Ganjar-Mahfud dicopot biasa," kata Ganjar di hadapan para relawan di Karawang, dalam acara 'Temu Sayang Ganjar Love Relawan', Jumat (15/12/2023) pagi.
"Di Bali dicopot, kemudian saya ke Sumatera Utara eh dicopot waktu itu, kemarin ke Banten Pak Mahfud mau ke sana, dipasang pagi, 2 jam enggak nyampai copot," sambung eks Gubernur Jawa Tengah itu.
Meski demikian, Ganjar mengaku tetap menghargai kerja-kerja relawan pendukungnya yang selama ini turun ke masyarakat.
Sebab, berkat kerja relawan secara "door to door" itu, menurutnya, masyarakat akhirnya jatuh cinta kepada Ganjar-Mahfud.
Bahkan, ia mengatakan, ada masyarakat yang langsung bersedia rumahnya ditempelkan stiker Ganjar-Mahfud.
"Saya terharu karena Bapak Ibu pintar berkomunikasi dengan mereka, sehingga tiba-tiba masyarakat mengeluarkan 'Pak pasanglah di rumah kami, kami akan jaga," ucap Ganjar.
"Bapak ibu, teman-teman, itu suara rakyat sejati bahwa mereka bukan penakut. Mereka punya nurani dan mereka punya cara untuk melawan dengan baik-baik," tambahnya.
Baca juga: Bawaslu Bakal Sampaikan Dugaan Pelanggaran Netralitas Mayor Teddy, Ajudan Prabowo ke Panglima TNI
Ganjar menilai, turung langsung dengan cara mengetuk pintu rumah masyarakat adalah upaya terbaik mensosialisasikan dirinya dan Mahfud MD.
Melalui cara itu, kata Ganjar, akan muncul komunikasi dua arah antara relawan dan masyarakat. Sehingga masyarakat bisa memahami maksud dan tujuan relawan mendatanginya.
"Inilah kerja dari relawan, maka TKRPP (Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres) kita harapkan nanti komunikasikan dengan mereka. Kami sudah bicara dengan TPN (Tim Pemenangan Nasional), ya Insyaallah sebentar lagi mereka juga akan berkeliling, mudah-mudahan nanti bisa bertemu Bapak Ibu di daerah," kata Ganjar.
Sebelumnya, dikutip dari Kompas.com, pencopotan baliho bergambar Ganjar-Mahfud beberapa kali terulang.
Terkini, baliho Ganjar-Mahfud dicopot di Banten ketika Mahfud MD hendak melakukan kampanye di sana.
Direktur Hukum TPN Ronny Talapessy yang mengungkap hal itu pertama kali.
Baca juga: Gerindra Kaget Video Prabowo Sebut Ndasmu Etik di Acara Internal Viral, Siapa yang Nyebar?
Ronny mendapatkan informasi bahwa sebanyak 70 spanduk atau baliho bergambar Ganjar-Mahfud di Banten dicopot saat Mahfud MD berkunjung, Rabu (13/12/2023).
Menurut Ronny, baliho itu dicopot pada dini hari. Padahal sudah dipasang pada siang harinya.
"Kami mendapat informasi kemarin ada spanduk, 70 spanduk untuk menyambut kedatang Pak Mahfud di Banten, dipasang pada siang hari, tetapi pada pukul 3 pagi sudah hilang," kata Ronny ditemui di Gedung High End, Jakarta Pusat, Rabu.
Ronny menuturkan, pihaknya lantas menanyakan siapa pihak yang mencopot spanduk-spanduk tersebut.
Ia juga heran mengapa spanduk itu dicopot mana kala Mahfud hendak berkunjung ke Banten.
"Ini kita bertanya-tanya, siapa yang bisa melakukan ini, dalam jangka waktu pada pagi hari dan masih serentak 70 spanduk ini," tanya Ronny.