Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Diadukan ke Bareksrim soal Penggunaan Amin, Anies Yakin Polri Gunakan Akal Sehat

Anies Baswedan merespons soal pelaporan terhadap dirinya ke Bareskrim lantaran mempermainkan akronim Amin.

Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Diadukan ke Bareksrim soal Penggunaan Amin, Anies Yakin Polri Gunakan Akal Sehat
KPU
Pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dalam debat cawapres, Jumat (22/12/2023). Anies Baswedan merespons soal pelaporan terhadap dirinya ke Bareskrim Polri lantaran mempermainkan akronim Amin. 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, merespons soal pelaporan terhadap dirinya ke Bareskrim Polri lantaran mempermainkan akronim Amin.

Anies sendiri meyakini Polri menggunakan akal sehatnya dalam menanggapi laporan dugaan penistaan agama karena menggunakan akronim Amin.

Dia juga menyindir para pelapor yang mungkin bisa tambah tenar karena melaporkan isu penistaan itu ke Bareskrim Polri.

"Jadi ya saya rasa polisi akan menggunakan akal sehat kewarasan dalam menindaklanjuti laporan itu. Yah (yang melapor) lumayan tambah tenar," kata Anies di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (24/12/2023)

Eks Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, m akronim Amin untuk Anies-Muhaimin sudah digunakan sejak lama, bahkan sebelum kampanye.  

"Kok ya baru sekarang? Jadi agak lambat, lalu yang kedua ya memang singkatannya itu Anies-Muhaimin itu bisa disingkat Amin, kan itu bukan suatu rekayasa," tuturnya. 

Baca juga: Timnas AMIN Respons soal Gus Yahya Guyoni Cak Imin Tak Mungkin Menangi Pemilu 2024

BERITA REKOMENDASI

Soal siapa yang mengatur akronim Amin, Anies meyakini akronim tersebut tercipta karena sebuah takdir yang diberikan Tuhan. "Gusti Allah yang ngatur sehingga Anies pasangannya Anies dan Muhaimin," pungkasnya.

Diketahui, Calon Presiden (Capres) nomor urut 1, Anies Baswedan diadukan ke Bareskrim Polri diduga melakukan penistaan agama karena menggunakan akronim 'Amin' dalam kampanye Pilpres 2024.

Akronim tersebut diketahui memang digunakan untuk pasangan calon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Pengaduan masyarakat (dumas) ini dilakukan oleh kelompok yang menamakan organisasinya Forum Aktivis Dakwah Kampus Indonesia.

Koordinator Forum Aktivis Dakwah Kampus Indonesia, Umar Segala menilai penggunaan akronim tersebut termasuk dalam penistaan agama.


"Jelas bahwa dijelaskan dalam hadits-hadits bahwasanya penggunaan kata Amin ini adalah penggunaan kata suci, penggunaan harapan kita terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa," kata Umar kepada wartawan di Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat.

Tak hanya di agama Islam, Umar mengatakan, kata Amin juga memiliki makna yang sama bagi agama-agama lain di Indonesia.

Baca juga: Balas Manuver AMIN, Nusron Wahid: Masyarakat Jateng Ingin Perubahan Tapi Tanpa Partai Anies-Cak Imin

Umar mengatakan Anies melakukan politisasi agama demi kepentingan pribadinya dalam berkontestasi di Pemilu 2024 dengan menggunakan akronim tersebut.

"Ini adalah sebuah politisasi yang sangat tidak berguna. Politisasi rendah, bahwasanya politisasi agama masih dilakukan untuk mendapatkan suatu kepentingan publik di era demokrasi ini," jelasnya.

Selain akronim tersebut, Umar mengklaim Anies juga pernah melakukan aksi tahiyat dengan gesture dua jari dalam acara podcast bersama Ustad Abdul Somad pada 13 Desember kemarin.

Padahal, diketahui hanya ada satu jari yakni telunjuk yang dilakukan dalam gerakan salat tersebut. 

"Bahwasanya Anies Baswedan telah mempermainkan gerakan salat. Beliau menunjukkan nomor 2, tapi dalam artian yang dijelaskan oleh beliau itu gerakan salat," tuturnya. 

Dalam pengaduannya, Umar juga mengaku bakal menyerahkan sejumlah barang bukti berupa tangkapan layar saat Anies memposekan dua jari saat tasyahud hingga hadits-hadits terkait penggunaan kata Amin.

Terakhir, ia juga berharap agar Polri dapat segera memproses kasus tersebut sehingga tidak memicu konflik horizontal di masyarakat. Menurutnya, Pemilu harus dilaksanakan secara luber, jurdil, teduh, tertib, dan bermartabat. 

"Tidak boleh ada capres yang menghalalkan cara untuk meraih simpati dan kemenangan," tukasnya.

Tanggapan Timnas AMIN

Jubir Timnas AMIN, Indra Charismiadji menanggapi soal aduan ke Bareskrim Polri tersebut. Dia menyebut jika pengaduan itu hal yang mengada-ada.

"Ko aneh-aneh saja. Agama mana yang dinistakan? Amin itu tidak hanya dipakai dalam ritual agama lho," ucapnya saat dihubungi.

Indra mengatakan upaya yang dilakukan ini mencederai Pemilu 2024 dan tidak riang gembira seperti yang sudah digaungkan.

"Harusnya punya komitmen bersama. Ngapain ditarik tarik ke ranah hukum hanya karena kami punya Akronim yang sangat merakyat," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas