Kasus Dugaan Politik Uang Gus Miftah, Timnas AMIN Tuding Ada Surat Tugas Prabowo, Nusron: Tunjukkan!
Aksi penceramah kondang Gus Miftah membagikan uang kepada jamaah di Pamekasan, Jawa Timur, berbuntut panjang. TKN tantang kubu AMIN buktikan tudingan.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid tantang kubu AMIN buktikan tudingan soal Gus Miftah punya surat tugas dari Prabowo.
Aksi penceramah kondang Gus Miftah membagikan uang kepada jamaah di Pamekasan, Jawa Timur, berbuntut panjang.
Tim Pemenangan Nasional (Timnas) Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN)menuding pemilik nama lengkap Miftah Maulana Habiburrahman itu telah melakukan money politics atau politik uang.
Bahkan lebih jauh, Juru Bicara Timnas AMIN Iwan Tarigan mengungkapkan, Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji tersebut mendapatkan surat tugas dari Prabowo untuk melakukan silaturahmi dengan para alim ulama, habaib, tokoh masyarakat, dan seluruh rakyat Indonesia.
Seperti diketahui, video Gus Miftah melakukan bagi-bagi uang kepada masyarakat dengan latar belakang seseorang yang membentangkan kaus bergambarkan capres nomor urut 2, Prabowo Subianto viral di media sosial.
Menurut Iwan, Gus Miftah diberikan surat tugas tertanggal 8 September 2023 untuk mendapatkan doa restu dan dukungan para tokoh masyarakat dan masyarakat dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
"Artinya dengan surat tugas tersebut, patut diduga uang yang dibagikan oleh Gus Miftah di Pamekasan adalah money politics untuk mendapat suara kyai dan pesatren di Jawa Tengah dan Jawa Timur," kata Iwan, seperti dikutip dari Kompas.com, Selasa (2/1/2024).
Atas peristiwa ini, Timnas Amin meminta Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) melakukan investigasi secara transparan terhadap pembagian uang yang diduga terjadi di Madura itu.
TKN: Tunjukkan Surat Tugasnya
Tudingan Timnas AMIN direspons Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Nusron Wahid.
Politisi Golkar tersebut meminta kepada Timnas AMIN untuk menunjukkan surat tugas capres nomor urut 2 Prabowo Subianto kepada Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah.
"Suruh menunjukkan saja surat tugasnya dari Prabowo atau dari TKN," ujar Nusron saat dimintai konfirmasi, Selasa (2/1/2024).
"Kalau mau diperiksa Bawaslu silakan saja. Sebaiknya kembalikan saja sesuai dengan UU Pemilu," sambungnya.
Namun, Nusron mengingatkan bahwa tim kampanye haruslah orang-orang yang mendapatkan SK dari paslon atau partai pengusung.
Dia mempersilakan agar Gus Miftah dicek apakah masuk ke TKN Prabowo-Gibran atau tidak.
"Yang namanya tim kampanye itu adalah tim yang mendapat SK dari paslon atau dari partai koalisi pengusung yang didaftarkan ke KPU. Silakan saja dicek," imbuhnya.
Gus Miftah: Itu Uang Haji Her
Pendakwah Gus Miftah akhirnya buka suara usai videonya bagi-bagi uang di Pondok Pesantren Ora Aji Yogyakarta viral di media sosial.
Aksi Gus Miftah itu menuai sorotan karena disinyalir sebagai bagian politik uang pasangan calon (paslon) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka jelang Pilpres 2024.
Dugaan tersebut semakin mencuat setelah seorang warga yang mendapatkan uang meneriakkan nama Prabowo.
Selain itu, ada pula orang yang dibelakang Gus Mitah yang membentangkan baju hitam bergambar Menteri Pertahanan tersebut.
Gus Miftah langsung membantah tuduhan itu.
Ia memastikan aksi bagi-bagi uang yang dilakukannya tidak berkaitan dengan politik jelang Pilpres 2024.
Gus Miftah mengakui, uang yang dibagikan bukanlah miliknya, melainkan milik pria asal Pamekasan Madura yang biasa dipanggil Haji Her.
"Haji Her setiap hari bersedekah. Kemarin saya bersilaturahmi dengan beliau dan saat itu dia memang akan bersedekah," ucap Gus Miftah.
"Beliau kemudian meminta saya untuk ikut membagikan uang sedekahnya."
Ketika ditanya soal sejumlah orang yang berteriak 'coblos 02' dan 'Prabowo 02', Gus Miftah mengaku tidak mengetahuinya.
Siapa Haji Her?
Dikutip dari Tribun Madura, Haji Her lahir 42 tahun lalu di Pamekasan, tepatnya pada 25 November 1981.
Ia merupakan pengusaha sukses yang kini menjabat sebagai CEO dari PT Bawang Mas Grup.
Tak hanya sukses sebagai pebisnis, Haji Her merupakan Ketua Paguyuban Pelopor Petani dan Pedagang Tembakau Se-Madura (P4TM).
Haji Her selama ini juga dikenal sebagai sosok dermawan yang suka bersedekah.
Haji Her pernah membantu 132 pembangunan rumah milik warga di wilayah Kabupaten Pamekasan.
Sosok Haji Her pernah viral setelah membeli mobil bekas Presiden ke-4 Indonesia Gus Dur.
Haji Her menceritakan, alasan membeli mobil berwarna hitam ini karena ngefans dengan almarhum Gus Dur.
Kata dia, mobil tersebut dibeli dari salah satu pengusaha di Jakarta Selatan seharga Rp 350 juta.
Sebelumnya, mobil tersebut sudah pindah pemilik beberapa kali.
"Harganya Rp 350 juta, hampir Rp 400 juta lah sama komisinya," kata H. Khoirul Umam saat diwawancarai usai jadi pemateri di acara Halaqah Tembakau di Kantor PCNU Pamekasan, Sabtu (29/7/2023) silam.
Mobil tersebut dibeli di Showroom Point Auto Gallery, Jakarta Selatan.
Mobil ini bermerek Kia Enterprise V6, 3600 Cc dengan plat nomor B 1 KIA.
Haji Her mengaku sekira dua tahun lalu, mobil bekas Gus Dur itu pernah dia tawar ke pemiliknya sekitar Rp 500 juta.
Namun sewaktu itu, pemiliknya belum mengizinkan untuk dibeli.
Tak disangka, saat Haji Her kembali menawar untuk membeli mobil tersebut di tahun ini, pemiliknya akhirnya membolehkan.
"Tawaran kedua baru dijual oleh pemiliknya, mungkin butuh uang," kelakar Haji Her.
Di mata Haji Her, mobil bekas Gus Dur yang kini dimilikinya ini tidak bisa dinilai dengan uang.
Komitmen dia, meski ada yang mau membeli mobil tersebut seharga Rp 3 miliar tidak akan dijual.
Sebab mobil tersebut merupakan mobil istimewa milik almarhum Gus Dur yang diberi oleh Presiden Korea.
Mobil eks Presiden Gus Dur yang dibeli Haji Her saat terparkir di halaman Kantor PCNU Pamekasan, Madura, Sabtu (29/7/2023).
"Ini BPKB mobilnya ada dua, ada BPKB dari Korea dan BPKB Indonesia yang khusus dari Kepresidenan. Ya lengkap suratnya," ungkap Haji Her.